Membeli baju baru menjelang Lebaran merupakan salah satu kebiasaan yang tidak bisa dilepaskan dari orang-orang Indonesia. Berpenampilan baik dan suci, dengan pakaian yang baru dan pantas, saat shalat Idul Fitri dan juga saat berkumpul bersama handai taulan, menjadi keharusan yang tidak bisa ditinggalkan.
Kebiasaan ini tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Indonesia, baik untuk membeli baju Muslim, gamis, atau koko yang digunakan untuk shalat Idul Fitri, maupun juga baju baru yang akan dikenakan saat bersilaturahmi dengan saudara yang berkumpul di kampung halaman. Baju baru yang dibeli, baik dari pasar modern maupun dari pasar tekstil, terkadang masih memerlukan sedikit penyesuaian mengikuti ukuran tubuh dari pemakainya.
Kesempatan tersebut menjadi ladang rezeki tersendiri bagi penyedia jasa jahit di pinggir jalan, dimana mereka sangat dibutuhkan untuk menyesuaikan kembali baju dengan ukuran tubuh si pemakainya, baik itu menyesuaikan ukuran lengan dan kaki, atau perbaikan minor lainnya. Tidak hanya memperbaiki baju baru, mereka juga dapat memperbaiki baju lama untuk dapat digunakan kembali disaat Lebaran nanti.
Baca Juga:Warga Linggarjati Tolak Rencana Pembangunan Hotel – VideoTol Palikanci Rekayasa Parkiran Truk Satu Arah – Video
Seperti pelanggan jahit, Risna menuturkan bahwa ia menggunakan jasa jahit untuk menyesuaikan baju yang ia bawa agar lebih pantas dikenakan nanti. Ia memilih tempat jahit di depan Pasar Talang karena mengetahui dari kerabat yang juga pernah menggunakan jasa tersebut.
Penjahit yang menempati trotoar seperti di depan Pasar Talang biasanya masih menggunakan mesin jahit manual. Mereka mengalami peningkatan permintaan perbaikan baju, terutama saat puasa dan menjelang Lebaran seperti sekarang. Rata-rata pengguna jasanya mengeluarkan kocek minimal 10 ribu rupiah atau lebih untuk satu baju, atau sesuai dengan tingkat kerumitan dari pengerjaan baju.