Nelayan, terutama yang berasal dari Kesenden Kota Cirebon, masih mengeluhkan akses terbatas untuk mendapatkan bahan bakar, terutama solar. Mereka harus bersaing dengan kendaraan umum untuk mendapatkan solar di SPBU terdekat. Selain itu, harga tangkapan yang dijual kepada tengkulak belum cukup untuk menutupi pengeluaran sehari-hari nelayan.
Selain musim hujan yang menjadi penghalang melaut, beberapa nelayan di Kesenden juga mengeluhkan keterbatasan mendapatkan solar. Mereka perlu memiliki surat rekomendasi pembelian bahan bakar untuk setiap pembelian, dan mereka juga harus bersaing dengan kendaraan umum untuk ketersediaannya karena belum adanya stasiun pengisian bahan bakar nelayan di daerah mereka.
Ketersediaan solar di stasiun pengisian bahan bakar biasa yang sering digunakan nelayan masih sering mengalami kehabisan stok, sehingga mereka terpaksa melaut dengan mengandalkan solar yang dibeli dari pedagang eceran dengan harga yang lebih mahal. Belum lagi, harga tangkapan yang dijual kepada tengkulak belum mampu menutupi pengeluaran mereka.
Baca Juga:Komisi II Berharap PDP Harus Bisa Berperan Stabilkan Harga Pangan – VideoHutan Bisa Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Jika Dikelola Secara Benar – Video
Salah seorang nelayan dari Kesenden, Agus, menyatakan bahwa lamanya mendapatkan surat rekomendasi pembelian bahan bakar yang baru dapat diurus secara kolektif oleh ketua rukun nelayan cukup menyulitkan, terutama dengan masa berlaku yang terbatas, di tengah kebutuhan keluarga mereka yang semakin mendesak.
Para nelayan Kesenden berharap agar akses untuk memperoleh bahan bakar untuk melaut dapat dimudahkan tanpa harus bersaing dengan kebutuhan kendaraan umum. Mereka juga menekankan perlunya kontrol harga yang pantas dari pemerintah untuk harga tangkapan nelayan yang adil dan tidak memberatkan berbagai pihak.