Musim panen yang akan segera tiba menjadi tantangan bagi para petani di Kabupaten Cirebon. Namun, nasib berbeda dialami oleh para petani di Kota Cirebon. Mereka masih berjuang melawan ancaman hama burung, musang, dan tikus yang mengancam keberhasilan panen tahun ini. Selain itu, mereka juga dihadapkan dengan keterbatasan biaya akibat tingginya harga pupuk, serta kemungkinan harga gabah yang turun saat musim panen tiba.
Tanaman padi di areal persawahan di tengah Kota Cirebon yang mulai menguning menimbulkan kekhawatiran bagi para petani. Gangguan hama yang berpotensi mengancam hasil panen mendatang menjadi perhatian serius. Gangguan utama datang dari hama burung, terutama burung pipit yang mengganggu padi yang baru berbunga.
Variasi waktu tanam yang berbeda membuat burung pipit berkumpul di area persawahan saat padi baru berbunga. Untuk mengusir burung-burung tersebut, petani hanya mampu membuat “klonongan” sederhana dari bahan kaleng bekas yang diisi dengan batu untuk menghasilkan suara gaduh. Namun demikian, hal ini juga memerlukan penjagaan ekstra untuk mengusir burung-burung tersebut yang datang sepanjang hari.
Baca Juga:Sertijab Danrem 063/SGJ – VideoDinas Kehutanan Jabar Tanam Mangrove di Mundupesisir – Video
Mulyani, seorang petani di Karyamulya, menjelaskan bahwa selain musang dan tikus, hama burung juga semakin banyak menyerang areal persawahan mereka tahun ini. Hal ini dapat mengancam hasil panen yang diperoleh pada tahun ini.
Dengan keterbatasan biaya akibat harga pupuk yang tinggi dan keterlambatan distribusi, para petani hanya dapat mengandalkan peralatan sederhana dalam mengusir hama. Mereka perlu memutar otak dalam menyiasati keadaan hingga waktu panen tiba.