RADARCIREBON.TV – Zaman Arkaikum, juga dikenal sebagai Era Archaic, adalah periode dalam sejarah bumi yang berlangsung sekitar 4 hingga 2,5 miliar tahun yang lalu. Selama masa ini, perubahan penting terjadi di planet kita, yang meletakkan dasar bagi perkembangan kehidupan yang lebih kompleks.
Di Archaicum, atmosfer dan lautan terbentuk, yang menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi munculnya kehidupan awal. Pada masa itu, Bumi mengalami serangkaian peristiwa geologi yang membentuk struktur geologi awal seperti gunung dan lembah. Apa ciri-ciri zaman purba dan peristiwa apa saja yang terjadi pada masa itu?
Pengertian Zaman Arkaikum
Era Archaic, juga dikenal sebagai Era Archaic, adalah periode geologi yang berlangsung sekitar 4 hingga 2,5 miliar tahun yang lalu. Selama ini terjadi perubahan penting di Bumi yang menjadi dasar perkembangan selanjutnya. Salah satu peristiwa terpenting di era Archaic adalah pembentukan atmosfer dan lautan.
Baca Juga:Mudah Dimengerti : Inilah Pengertian dan Rumus Peluang dalam MatematikaFakta Menarik Yang Harus Kamu Tahu! Inilah Penyebab Ayam Berkokok di Malam Hari
Atmosfer mulai terbentuk akibat aktivitas gunung berapi yang melepaskan gas seperti air dan karbon dioksida, yang kemudian membentuk lapisan pelindung di sekitar planet kita. Lautan juga muncul akibat kondensasi uap air di atmosfer dan hujan lebat. Periode ini juga ditandai dengan aktivitas geologi yang intens, yang membentuk struktur khas periode Archaic, seperti pegunungan, lembah, dan dataran rendah.
Lalu apa saja Ciri Ciri Zaman Arkaikum?
1. Pembentukan Benua
Pembentukan benua pada zaman Archaic terjadi melalui proses tektonik dan geologi yang kompleks. Meskipun informasi yang tersedia terbatas, para ilmuwan telah mencoba untuk menemukan pemahaman tentang peristiwa-peristiwa ini berdasarkan bukti geologis yang mereka temukan. dari.
2. Atmosfer Awal
Pada awal era Archaic, atmosfer bumi tidak mengandung oksigen bebas dalam jumlah yang signifikan. Oksigen yang ada terutama berasal dari senyawa seperti air (H2O), karbon dioksida (CO2) dan sulfur dioksida (SO2). Atmosfer kuno diperkirakan sebagian besar terdiri dari gas seperti metana (CH4), amonia (NH3) dan air (H2O). Hal ini menciptakan rumah kaca yang kuat, sehingga meningkatkan suhu bumi dibandingkan saat ini.
Aktivitas gunung berapi yang intens pada zaman Archaic membawa sejumlah besar gas seperti karbon dioksida, air, sulfur dioksida, dan gas lainnya ke bumi. . suasana lain Hal ini merupakan faktor penting dalam membentuk komposisi atmosfer saat itu. Radiasi matahari yang lebih kuat di era Archaic berperan dalam fotoionisasi dan fotodisosiasi molekul atmosfer, memecahnya menjadi komponen-komponen yang lebih sederhana. Proses ini memengaruhi evolusi komposisi atmosfer.
Seiring waktu, air di lautan awal menguap. Uap air tersebut kemudian dapat bereaksi dengan senyawa atmosfer lainnya melalui proses kimia untuk membentuk lingkungan yang mendukung kehidupan awal.
3. Perubahan Kondisi Laut
Aktivitas vulkanik yang tinggi pada masa Archaic menyebabkan terlepasnya mineral dan unsur kimia ke dalam air laut. Hal ini dapat mempengaruhi salinitas dan komposisi air laut. Kondisi tersebut menciptakan lingkungan yang berbeda dengan kondisi laut saat ini. Suhu permukaan laut: Suhu laut pada periode Archaic mungkin berbeda dengan kondisi saat ini. Suhu permukaan laut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti intensitas radiasi matahari dan komposisi atmosfer..
4. Evolusi Awal Kehidupan
Di lingkungan kuno, kondisi terestrial diperkirakan mendukung pembentukan molekul organik awal seperti asam amino dan nukleotida. Proses kimia di lingkungan ini, termasuk reaksi di lautan atau mata air panas bumi, mungkin menjadi dasar bagi kehidupan di kemudian hari.
Baca Juga:Wajib Paham ! Ini Dia Pengertian dan Perbedaan Sifat Senyawa Kimia Organik dan AnorganikPahami Yuk ! Inilah Jenis dan Rumus Persilangan Golongan Darah
Salah satu teori tentang asal usul kehidupan, yang disebut “dunia RNA”, menunjukkan bahwa RNA bisa menjadi kuncinya. sebuah molekul pada tahap awal perkembangannya. RNA tidak hanya mampu menyimpan informasi genetik, tetapi juga dapat berperan sebagai katalisator reaksi kimia, seperti fungsi DNA dan protein dalam kehidupan modern.