Petani di Desa Tegal Karang, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, telah berhasil mengembangkan produksi pupuk organik hewani yang berasal dari feses dan urin sapi. Rojai, seorang petani yang telah mengabdikan hidupnya sejak 2017 untuk mengembangkan sektor pertanian ini, meracik trikoderma di laboratorium APH yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk organik.
Dengan telaten dan konsistensi penuh, Rojai memproduksi pupuk organik untuk kebutuhan kelompok tani serta memenuhi permintaan petani dari daerah lain. Bahkan, pupuk organik cair buatannya rutin dikirim hingga ke Padang. Dalam kurun waktu satu bulan, Rojai mampu memproduksi ratusan kwintal pupuk organik dari feses sapi dan ratusan liter dari urin sapi.
Hasil pelatihan dari Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon diimplementasikan dengan baik oleh Rojai dalam mengolah feses sapi. Feses dan urin sapi tersebut diterapkan melalui proses fermentasi menggunakan probiotik dan proses panjang untuk menghasilkan pupuk organik yang baik.
Baca Juga:Tahapan Pemilu Pengawasan Pemungutan dan Perhitungan Suara Cukup KrusialReopening Toko Mas Pantes Cabang Jatibarang
Rojai bersama dengan petani dan kelompok ternak jaya bahkan sudah tidak lagi menggunakan pestisida, yang memungkinkan kondisi tanah menjadi lebih subur karena penggunaan massif pupuk organik. Rojai memulai pembuatan pupuk organik ini karena keresahan akan langkanya dan mahalnya pupuk kimia yang disediakan oleh pemerintah.
Menurut Rojai, bakteri yang terkandung dalam pupuk organik mampu meningkatkan ketahanan tanaman dari serangan hama dan membuat tanaman bisa lebih subur. Bahkan, hasil penjualan pupuk subsidi yang diproduksi oleh Rojai ini bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah hingga puluhan juta.