Masyarakat Kabupaten Majalengka memiliki alasan untuk bangga karena memiliki sebuah kain khas yang disebut Tenun Gadod. Tenun Gadod adalah kain yang dibuat dari bahan kapas, yang berasal dari Desa Nunuk, Kecamatan Majalengka, dan diyakini telah ada sejak zaman penjajahan Jepang.
Tenun Gadod merupakan kain khas Majalengka yang memiliki arti kuat dan tebal. Proses pembuatan Tenun Gadod menggunakan kapas alit alias kapas Jepang. Namun, karena kapas tersebut sudah tidak lagi ditemukan di Desa Nunuk, para perajin kemudian menggunakan kapas honje untuk membuat Tenun Gadod.
Proses pembuatan satu buah kain Tenun Gadod membutuhkan waktu sekitar 7-10 hari, mulai dari tahap pembuatan benang, corak, hingga proses pewarnaan alami yang bersumber dari tradisi masyarakat setempat. Hal ini menjadikan produk Tenun Gadod ini terbilang unik dan khas.
Baca Juga:Pleno Terbuka Rekapitulasi Suara Di Kecamatan KedawungHutan Kota Sumber Masih Minim Fasilitas Publik
Kehadiran istri mantan Gubernur Jawa Barat, Atalia Praratya, di lokasi Tenun Gadod menunjukkan rasa bangga atas karya tradisional ini. Atalia mengungkapkan bahwa Tenun Gadod merupakan salah satu kain tradisional yang dibuat secara natural. Ia baru mengetahui dan merasa bangga dengan hasil karya para leluhur ini, dan berharap agar bisa terus didorong dan dikembangkan.
Namun, sayangnya, Tenun Gadod terancam punah karena kurangnya minat masyarakat dalam membuat kain tradisional ini. Saat ini, hanya ada Emak Maya dan Hadtimah yang masih eksis dalam membuat Tenun Gadod. Pihaknya berharap agar Tenun Gadod dapat terus dilestarikan hingga bisa kembali eksis seperti zaman dulu.