Serabi dengan toping tempe orek, tauco, dan dage merupakan ciri khas dari serabi asal Cirebon. Toping yang biasa dimakan sebagai lauk ini ditambahkan pada serabi, membuatnya selalu diingat oleh para pelancong yang pernah merasakan serabi Cirebon, dan juga selalu dirindukan oleh warga jika sedang pulang kampung ke Cirebon.
Serabi Cirebon sepintas tidak berbeda dengan serabi yang ada di daerah Jawa Barat lainnya, namun memiliki tambahan varian toping yang biasa dimakan sebagai lauk dengan nasi putih. Inilah yang membuatnya selalu dicari-cari terutama bagi warga yang sedang mudik lebaran. Salah satu pedagang serabi yang sudah berjualan sejak 1993 dan masih eksis hingga sekarang dapat ditemui tidak jauh dari Stasiun Parujakan.
Yang membuat serabi Cirebon berbeda dengan serabi lainnya adalah penggunaan kelapa parut dan tepung beras yang masih fresh, serta pilihan toping seperti tauco, dage, dan tempe orek yang belum tentu dapat ditemukan di tempat lain. Selain itu, juga tersedia serabi telor, serabi polos, dan gula merah, serta gorengan tempe, tahu, dage, dan pisang sebagai pelengkapnya.
Baca Juga:BPV Bimbel Virtual Untuk Persiapan Para Abdi NegaraPelantikan Kabinet Wong Cilik Desa Kasugengan Kidul
Buka setiap harinya pada pukul 6 hingga 9 pagi, Anda dapat menemukan serabi Parujakan berada di samping gapura masuk situs Pedati Gede Pekalangan. Dengan harga 2 ribu rupiah untuk serabi polos, 3 ribu rupiah untuk serabi tauco, dage, tempe orek, dan gula merah, serta 6 ribu rupiah untuk serabi telor, Anda juga dapat mengkombinasikan serabi telor dengan beragam toping yang ada dengan harga 7 ribu rupiah.
Serabi Parujakan dapat Anda nikmati sebagai pilihan menu sarapan di Minggu pagi, dan jangan sampai kehabisan karena tiap akhir pekannya pengunjung akan lebih banyak, serta waktu bukanya juga akan lebih singkat dari hari biasanya.