Kenaikan harga beras yang masih belum banyak terjangkau oleh warga juga berdampak pada pelaku usaha warung tegal yang sangat mengandalkan beras sebagai bahan utama dagangannya. Beberapa dari mereka mulai memutar otak untuk mengurangi kerugian dari dampak kenaikan tersebut, bahkan ada yang rela merugi untuk menghindari kehilangan pelanggan setia mereka.
Kenaikan harga beras sejak awal tahun dan masih berlangsung hingga hari ini mulai berdampak pada penurunan omzet yang didapat pedagang kecil, seperti pengusaha warung Tegal. Beberapa pengusaha mulai memutar otak untuk dapat mengurangi kerugian dari bisnis kuliner mereka yang sangat mengandalkan beras sebagai menu andalannya.
Kenaikan ini membuat dilema beberapa pengusaha warung tegal, apakah akan menaikkan harga atau mengurangi porsi lauk dagangannya, yang dapat berakibat kehilangan pelanggan setianya seperti mahasiswa, kuli bangunan, dan buruh harian.
Baca Juga:Aktivitas Penggunaan IKD Masih RendahPetani Keluhkan Kuota Pupuk Bersubsidi Berkurang
Pemilik warung tegal, Rozali, menuturkan bahwa kenaikan harga beras dan beberapa kebutuhan pokok lainnya yang ikut merangkak naik membuat omzet penjualannya perharinya semakin berkurang. Dia tidak mau mengurangi porsi lauk dan nasi yang ia jual untuk mengurangi risiko kehilangan pelanggan setianya.
Tercatat dari data DKUKMPP Kota Cirebon, harga beras premium hingga Jumat siang menyentuh harga 16 ribu rupiah per kilogramnya, atau 380 ribu hingga 400 ribu rupiah per karung berisi 25 kilogram beras.