RADARCIREBON.TV – Roti buaya adalah salah satu roti khas suku Betawi yang berbentuk seperti buaya. Roti buaya menjadi salah satu seserahan wajib dalam pernikahan adat Betawi karena melambangkan kesetiaan dan kemakmuran. Namun, bagaimana sebenarnya asal muasal roti buaya ini? Apa makna di balik bentuk dan rasanya? Mari kita simak ulasan berikut ini.
Sejarah Roti Buaya
Tidak ada catatan tertulis yang jelas mengenai kapan masyarakat Betawi mulai mengolah roti menjadi bentuk buaya. Namun, hal ini dipercaya sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Roti buaya bahkan dijadikan simbol sebuah tradisi masyarakat Betawi.
Salah satu alasan mengapa roti dibuat menyerupai buaya adalah karena banyaknya buaya yang hidup di sungai-sungai Jakarta. Jakarta diketahui memiliki 13 sungai yang menyebar dan melintas di berbagai daerah.
Baca Juga:7 Manfaat Terong: Lezat, Bergizi, dan Bermacam Khasiatnya! Salah Satunya Mencegah KankerMenghadirkan Kelezatan dalam 3 Resep Olahan Terong yang Nikmat, Cocok untuk Makanan Harian
Masyarakat bantaran sungai Jakarta paham betul soal pola hidup buaya yang hanya kawin sekali dalam seumur hidupnya. Hewan buas bergigi tajam ini tak akan mencari betina lain saat betina pasangannya mati ataupun menghilang.
Selain terinspirasi perilaku buaya, roti buaya juga memiliki pengaruh dari bangsa Eropa yang menduduki kawasan Batavia. Pada zaman itu, roti adalah makanan yang langka dan mahal karena hanya dinikmati oleh kaum bangsawan Eropa. Itulah sebabnya roti buaya dianggap sebagai simbol kemakmuran.
Filosofi Roti Buaya
Roti buaya memiliki filosofi yang mendalam bagi masyarakat Betawi, terutama dalam hal pernikahan. Roti buaya melambangkan kesetiaan, keharmonisan, dan keberkahan bagi pasangan pengantin. Roti buaya biasanya terdiri dari dua ekor buaya, satu jantan dan satu betina, yang diberi hiasan seperti mahkota, kalung, dan gelang.
Roti buaya jantan melambangkan pengantin pria yang harus kuat, tangguh, dan bertanggung jawab sebagai kepala rumah tangga. Roti buaya betina melambangkan pengantin wanita yang harus setia, sabar, dan penyayang sebagai istri dan ibu. Kedua roti buaya ini harus saling melengkapi dan menjaga satu sama lain.
Roti buaya juga memiliki makna khusus dalam prosesi pernikahan adat Betawi. Roti buaya jantan biasanya dibawa oleh pihak pengantin pria sebagai seserahan untuk meminang pengantin wanita. Roti buaya betina biasanya dibawa oleh pihak pengantin wanita sebagai balasan untuk menerima lamaran pengantin pria. Kedua roti buaya ini kemudian dipertemukan dan diletakkan berdampingan di atas meja sebagai tanda persetujuan pernikahan.
Perkembangan Roti Buaya
Di awal kehadirannya, roti buaya hanya dijadikan ikon atau simbol bagi masyarakat Betawi. Sehingga dulu mereka tidak menjadikan roti buaya sebagai makanan, melainkan pajangan. Dulu setelah proses ijab kabul pernikahan masyarakat Betawi, roti buaya biasanya akan ditempelkan di garda depan rumah atau dipajang di lemari.
Namun, setelah memasuki abad ke-20, masyarakat memprotes tradisi ini karena terbilang mubazir. Karena protes inilah roti buaya yang awalnya cenderung tawar diberi rasa yang manis agar bisa dikonsumsi. Bahkan tradisi ini berkembang. Kini, setelah proses ijab kabul selesai, roti akan dipotong dan dibagikan ke anak tetangga. Terutama bagi mereka yang masih melajang atau gadis.
Baca Juga:Mengenal Ragam Jenis Terong: Khasiat dan Keunikan Berbagai JenisManfaat dan Kegunaan Bawang Bombay
Selain itu, roti buaya juga mengalami variasi dalam bentuk dan isian. Kini, roti buaya tidak hanya berbentuk seperti buaya muara, tetapi juga buaya air tawar, buaya senyuman, atau bahkan buaya kartun. Roti buaya juga tidak hanya berwarna cokelat, tetapi juga hijau, merah, atau kuning. Roti buaya juga tidak hanya kosong, tetapi juga berisi selai, cokelat, keju, atau kacang.
Kesimpulan
Roti buaya adalah roti khas Betawi yang memiliki sejarah dan filosofi yang menarik. Roti buaya berbentuk seperti buaya karena terinspirasi dari pola hidup buaya yang setia dan dari pengaruh bangsa Eropa yang menjadikan roti sebagai simbol kemakmuran.
Roti buaya melambangkan kesetiaan, keharmonisan, dan keberkahan bagi pasangan pengantin. Roti buaya juga menjadi seserahan wajib dalam pernikahan adat Betawi. Roti buaya mengalami perkembangan dalam bentuk, rasa, dan isian seiring dengan zaman.***