RADARCIREBON.TV- Kabar mengenai karyawan di Cina mengundurkan diri karena terlalu banyak memiliki grup di ponselnya viral di media sosial instagram.
Kabarnya karyawan tersebut sampai mengidap gangguan kecemasan yang di sebut dengan texting anxiety.
Bagaimana kronologisnya?
Di lansir media jktcreativemedia, seorang karyawan di Cina yang di ketahui namanya ialah Tang Ying viral usai ceritanya mengenai resign akibat pesan grup di ponselnya.
Baca Juga:Konsumsi Air Putih Berlebih Apakah Ada Dampaknya? Berikut PenjelasannyaDi Jual Ratusan Juta, Tren Air Putih Sultan ‘Fine Water’ dari Gletser sampai Ekstrak Awan- Benarkah?
ia mengaku kelelahan melayani banyak klien dalam grup tersebut yang jumlahnya fantastis yaitu 600 lebih pesan grup.
Bahkan ia pernah melayani kien yang ingin mengadakan meeting virtual dalam satu waktu secara besamaan.
Di ketahui bahwa Tang adalah seorang desainer dengan fokus desain interior di sebuah perusahaan real estate di Beijing dengan kisaran gaji mencapai 70 juta (dalam rupiah).
Meski karir dan pendapatannya mentereng, ia mengaku tak sanggup lagi bekerja dengan penuh tekanan dan bunyi-bunyi pesan masuk.
Setelah resign Tang juga harus menghapus grup pesan tersebut sampai membutuhkan waktu 3,5 jam.
Tang juga mengaku sampai mengalami rasa takut hebat dengan suara di ponselnya yang hal tersebut di istilahkan texting anxiety.
Texting anxiety atau kecemasan saat melakukan komunikasi melalui pesan teks adalah fenomena psikologis yang semakin umum terjadi di era digital ini.
Meskipun pesan teks memberikan kemudahan dalam berkomunikasi, banyak orang mengalami kegelisahan dan ketidaknyamanan ketika harus merespons atau mengirimkan pesan.
Kondisi ini seringkali di sebabkan oleh berbagai faktor, termasuk tekanan sosial, ekspektasi tinggi, dan ketidakpastian dalam interpretasi pesan.
Baca Juga:KPPS Perlu Tahu, Bagaimana Mekanisme Formulir Pemberitahuan KPU yang Tidak Terdistribusi? Berikut PenjelasannyaPemilu 2024, Siapa yang Tidak Di Perbolehkan Mengikuti Kampanye? Berikut Pihak-pihak yang Tidak Di Bolehkan Mengikuti Kampanye
Salah satu penyebab utama texting anxiety adalah ekspektasi yang tinggi terkait dengan respon cepat.
Dalam budaya komunikasi digital yang cepat dan instan, banyak orang merasa perlu untuk merespons pesan dengan segera.
Hal ini dapat menciptakan tekanan psikologis, terutama bagi individu yang merasa sulit untuk memutuskan atau merumuskan jawaban yang tepat.
Ketakutan akan kesalahan atau tanggapan yang tidak memuaskan juga dapat memperkuat kecemasan ini.
Ketidakpastian dalam interpretasi pesan juga menjadi faktor penting yang memicu texting anxiety.
Tanpa ekspresi wajah atau nada suara, pesan teks dapat terbuka untuk berbagai interpretasi.
Individu yang rentan terhadap kecemasan sosial mungkin menjadi terlalu khawatir tentang bagaimana pesan mereka akan di terima atau apakah mereka akan dipahami dengan benar.
Hal ini dapat menciptakan rasa tidak nyaman dan kekhawatiran yang berlebihan.
Selain itu, kecemasan dalam berkomunikasi melalui pesan teks juga dapat di pengaruhi oleh faktor sosial,
seperti rasa takut akan penilaian orang lain atau kekhawatiran akan membuat kesalahan yang dapat mencoreng citra diri.
Dalam beberapa kasus, individu mungkin merasa sulit untuk mengungkapkan diri secara efektif
melalui teks, memunculkan rasa tidak percaya diri yang dapat memperkuat kecemasan.