RADARCIREBON.TV Mungkin Anda juga termasuk orang yang hobi rebahan sambil ngemil keripik kentang di akhir pekan tanpa kegiatan apapun, apalagi saat akhir pekan tiba. Sayangnya, aktivitas menyenangkan ini bisa memicu penyakit berbahaya. Salah satunya si silent killer kanker pankreas.
Dokter spesialis penyakit dalam yang juga merupakan Guru Besar di Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fachrial Syam mengatakan gaya hidup sedentary atau kaum rebahan sebaiknya di hindari. Pasalnya, gaya hidup tersebut bisa memicu kanker pankreas terutama di kalangan anak muda.
Kanker Pankreas Menyerang Semua Kalangan
Jika dulu kanker pankreas hanya di kenal sebagai penyakit lansia, kini penyakit tersebut justru menyerang dewasa muda. Bahkan Ari menyebut dia pernah menemukan pasien kanker pankreas di usia awal 30 an.
Baca Juga:5 Kebiasaan Etika Dan Sopan Santun di Kehidupan Sehari-hariHasil Malaysia Open 2024 Ganda Campuran Lolos 16 Besar
“Pernah saya menemukan, di usia 30 an itu sudah ada. Padahal penyakit ini termasuk banyak di derita lansia,” katanya dalam konferensi pers yang di gelar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jumat (6/1).
Menurut dia, kemungkinan besar gaya hidup sedentary bisa menyebabkan kanker pankreas di kalangan anak muda karena di ikuti pola hidup tidak sehat lainnya. Misalnya, hobi makan daging merah berlemak yang di bakar, misalnya steak, merokok, hingga minum alkohol.
“Tubuhnya jadi obesitas dan seringnya tidak sadar. Padahal itu berisiko terkena kanker pankreas,” katanya.
Dia menjelaskan, pankreas merupakan organ tubuh yang cukup penting. Pankreas merupakan kelenjar yang berkaitan dengan sistem pencernaan. Fungsinya adalah menghasilkan enzim untuk menghasilkan hormon insulin.
Ketika Anda menjalani hidup sedentary yang di ikuti makanan tidak sehat,organ tubuh termasuk pankreas akan bekerja keras mengolahnya di tubuh. Ketika makanan yang dikonsumsi tidak bergizi dan malah banyak mengandung toksin, pankreas bekerja keras dan bisa rusak.
“Makanan tinggi lemak bikin organ tubuh bekerja ekstra. Kalau kinerjanya ekstra begitu, akan menyebabkan masalah. Bisa malah ada makanan tidak tercerna akhirnya radang, muncul polip, dan berujung kanker.” katanya.