RADARCIREBON.TV Jahe merupakan salah satu bumbu atau ramuan yang paling banyak di konsumsi. Senyawa aktif pada jahe yang bernama gingerol memiliki sifat terapeutik yang terbukti mengobati beberapa penyakit seperti diabetes, pilek, masalah perut, hipertensi, mual, dan lain sebagainya.
Terlepas dari beberapa manfaat dari jahe, beberapa penelitian mengatakan bahwa mengonsumsi jahe baik dalam jumlah sedang atau besar bisa memberikan dampak buruk bagi orang yang sedang dalam kondisi tertentu.
Maka dari itu ada beberapa kondisi yang sebaiknya menghindari atau tidak di anjurkan konsumsi jahe, sebagai berikut:
Baca Juga:Menikmati Keindahan dan Keseruan di Waterpark Kuningan Destinasi Wisata Air yang MemikatSate Padang Kelezatan Tradisional dari Ranah Minang
1. Hamil
Dalam keadaan hamil, jahe dapat meredakan mual dan muntah. Namun apabila di konsumsi terlalu banyak bisa berbahaya bagi ibu hamil.
Seperti di lansir Boldsky, stimulan alami pada jahe dapat menyebabkan kontraksi dini. Hal ini dapat berdampak buruk pada kehamilan seperti keguguran atau kelahiran prematur.
Bagi ibu hamil di sarankan untuk mengonsumsi sekitar 250 mg jahe selama empat hari untuk mengurangi gejala mual dan muntah.
2. Kekurangan berat badan
Jahe menjadi salah satu solusi terbaik untuk menurunkan berat badan. Gingerol dalam jahe dapat meningkatkan laju metabolisme dan menekan nafsu makan.
Mengonsumsi jahe menyebabkan kalori terbakar hingga pada tingkat yang lebih tinggi serta membuat seseorang makan lebih dikit. Oleh karena itu bagi mereka yang ingin menambah berat badan.
3. Batu empedu
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat meningkatkan sekresi empedu dan menyebabkan pembentukan kantung empedu. Cairan empedu memiliki peran penting dalam pencernaan dan menyerap lemak.
Namun konsumsi jahe yang berlebihan dapat merangsang hati untuk memproduksi cairan empedu dan mempercepat pembentukan batu empedu.
Baca Juga:5 Orang Tidak Boleh Konsumsi Jahe, Perlu Kalian Ketahui7 Manfaat Cincau Hijau Untuk Kesehatan
Bagi seseorang yang mengalami masalah pada cairan empedu dianjurkan untuk mengonsumsi jahe kurang dari 1.200mg.
4. Gangguan darah
Jahe mengandung garam salisilat yang berfungsi sebagai pereda nyeri, terutama bagi penderita osteoartitis. Salisilat ini dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan aliran ke organ-organ.
Namun, orang yang sedang mengalami pengobatan pengencer darah atau pembekuan darah harus menghindari jahe karena dapat menyebabkan pendarahan yang berlebihan.
Dosis yang tepat bagi penderita osteoartitis yang ingin mengonsumsi jahe sebanyak 170 mg hingga 340 mg, dua kali atau tiga kali sehari atau seperti yang diresepkan dengan obat-obatan tertentu.
5. Wasir
Sebenarnya jahe dapat membantu mengobati peradangan dan nyeri pada wasir. Namun menurut dari beberapa penelitian mengatakan bahwa jahe dapat menyebabkan bengkak, iritasi, gatal dan rasa tidak nyaman pada penderita ambeien.
6. Penyakit ginjal
Secara jahe memiliki efek renoprotektif karena aktivitas antioksidannya. Namun di sisi lain, jahe juga memiliki senyawa kreatinin yang cukup tinggi.
Apabila mengonsumsi berlebihan maka akan menunjukkan gejala gangguan ginjal yang parah seperti penyakit ginjal kronis.
Baca artikel CNN Indonesia “12 Kondisi Tubuh yang Tak Dianjurkan Konsumsi Jahe” selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210329121548-255-623347/12-kondisi-tubuh-yang-tak-dianjurkan-konsumsi-jahe.
Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/