RADARCIREBON.TV – Beberapa daerah di Indonesia mengalami cuaca panas seiring dengan tidak adanya hujan dalam beberapa hari terakhir. Akibatnya, suhu di beberapa wilayah mengalami peningkatan.
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengatakan, kondisi cuaca tersebut di pengaruhi oleh beberapa hal.
Salah satunya karena kondisi dinamika atmosfer. “Dalam beberapa hari terakhir aktivitas fenomena atmosfer yang cukup berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan”. Ujar Guswanto yang di kutip dari Kompas.com, Minggu (17/12/2023).
Baca Juga:Gempa Terkini! di Jawa Barat Pagi Ini 2 Kali Guncang Sukabumi, Lokasi Pusat Gempa di LautAda Apa di Tanggal 19 Desember? Memahami Makna Hari Kesadaran Manusia, Momen Refleksi dan Perubahan yang di peringati Pada Tanggal 19 Desember
Aktivitas fenomena atmosfer tersebut terlihat pada kondisi El Nino dan Dipol atau kondisi naik-turunnya suhu permukaan laut.
Kondisi El Nino Moderate dan Depol Mode Positif menunjukkan potensi curah hujan rendah untuk wilayah Indonesia.
Guswanto mengungkapkan, potensi curah hujan rendah tersebut di ketahui dari analisis kondisi iklim global.
Pihaknya menyebutkan, hasil analisis kondisi iklim global menunjukkan kondisi El Nino Moderat dengan nilai NINO 3.4 sebesar +1.70 dan nilai SOI sebesar -6.0.
Sementara nilai DMI sebesar +1.21 juga menunjukkan Dipol Mode Positif. Hujan belum merata Selain itu, cuaca panas di sejumlah daerah juga di pengaruhi oleh belum meratanya curah hujan.
Di ketahui, dengan turunnya hujan dapat mengurangi hawa panas dan teriknya sinar Matahari karena pengaruh pergerakan awan hujan.
Lebih lanjut, curah hujan yang belum merata itu di ketahui dari analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR), Madden Julian Oscillation (MJO), dan aktivitas gelombang ekuator.
Baca Juga:Grand Final M5 World Championship Cetak Sejarah, Lebih Dari 5 Juta Penonton Jadi Saksi dalam Laga Onic Esports vs AP BrenJKT48 Sukses Gelar Konser Anniversary ke-12 di Surabaya dengan konsep Tema “FlowerFull”
“Analisis OLR, MJO, dan aktivitas gelombang ekuator menunjukkan kecenderungan peningkatan aktivitas konvektif di Pulau Sumatera bagian utara. Seperti Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua,” jelas Guswanto.
Selain itu, potensi curah hujan yang tidak merata juga di lihat dari pantauan daerah konvergensi yang hanya terjadi pada sejumlah wilayah.
“Pantauan daerah konvergensi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan pertumbuhan awan hujan di Laut Natuna, Sumatera bagian utara dan tengah, Kalimantan bagian selatan, Selat Makassar, Sulawesi bagian selatan, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Arafura, NTT dan Maluku,” tambahnya.
Dan itulah artikel mengenai BMKG yang angkat bicara mengenai Cuaca yang akhir-akhir ini mulai panas ekstrem.