Waspada! Lempeng Lembang: Patahan Aktif yang Mengancam Bandung

Waspada! Lempeng Lembang: Patahan Aktif yang Mengancam Bandung
Lempeng Lembang atau Sesar Lembang/ foto: jabarekspres.com
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Lempeng Lembang adalah sebuah patahan geser aktif yang terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Patahan ini memanjang dari Padalarang hingga Jatinangor dengan panjang sekitar 29 kilometer. Patahan ini memiliki potensi untuk menyebabkan gempa bumi berkekuatan sekitar 6,8 hingga 7 pada skala magnitudo.

Sejarah dan Pembentukan Lempeng Lembang

Lempeng Lembang terbentuk sekitar 70-35 juta tahun yang lalu, bersamaan dengan terbentuknya Pulau Jawa akibat tumbukan antara lempeng Hindia-Australia dan Eurasia. Tumbukan ini mengakibatkan lempeng Eurasia yang berada di kawasan Jawa terdesak dan membentuk patahan-patahan di sepanjang wilayah selatan Pulau Jawa.

Ada dua hipotesis mengenai pembentukan Lempeng Lembang secara spesifik. Hipotesis pertama menyatakan bahwa Lempeng tersebut terbentuk akibat ekstrusi magma ke permukaan bumi yang mengisi suatu lembah. Dengan adanya gaya tektonik yang bersifat konvergen, tumbukan lempeng tersebut mengakibatkan terangkatnya sebagian lembah tersebut sehingga membentuk susunan tebing yang curam.

Baca Juga:Hotel Lembang Asri: Tempat Penginapan yang Tenang dan Nyaman di Lembang10 Alat Masak Penting Saat Camping yang Harus Dibawa

Hipotesis kedua menyatakan bahwa Lempeng tersebut terbentuk akibat adanya aliran magma akibat letusan gunung Tangkuban Parahu yang mengisi lembah aliran magma. Akibat adanya gaya tektonik, terjadi pengangkatan sebagian lembah tersebut membentuk susunan tebing yang menjulang dan memanjang.

Kedua hipotesis ini diperkuat dengan litologi dari Lempeng tersebut yang tersusun atas batuan beku. Batuan beku merupakan batuan yang hanya terbentuk akibat proses pendinginan magma.

Karakteristik dan Pergerakan Lempeng Lembang

Lempeng Lembang memiliki karakteristik sebagai patahan geser kanan (right-lateral strike-slip), yang berarti bahwa kedua blok batuan yang bersebelahan bergerak ke arah yang berlawanan secara horizontal. Lempeng tersebut terbagi menjadi dua segmen, yaitu segmen barat dan segmen timur, yang memiliki pergerakan yang berbeda-beda.

Pergerakan Lempeng Lembang mencapai 3 milimeter per tahun, namun kecepatan ini bisa berubah-ubah. Pergerakan ini dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik di sekitarnya, seperti gunung Tangkuban Parahu, Burangrang, dan Sunda. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh adanya sesar lain yang berpotongan dengan Lempeng tersebut, seperti Sesar Cimandiri di Padalarang.

Potensi dan Dampak Gempa Bumi dari Lempeng Lembang

Lempeng Lembang memiliki potensi untuk menyebabkan gempa bumi yang cukup besar dan merusak. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Lempeng tersebut bisa memicu gempa bumi dengan magnitudo sekitar 6,8 hingga 7. Gempa bumi ini bisa terjadi jika terdapat akumulasi energi yang cukup besar di sepanjang patahan.

Dampak gempa bumi dari Lempeng tersebut bisa sangat parah, mengingat bahwa patahan ini berada di dekat kawasan padat penduduk, seperti Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Bandung Barat. Gempa bumi ini bisa menyebabkan kerusakan bangunan, infrastruktur, dan fasilitas umum, serta menimbulkan korban jiwa dan luka-luka.

Selain itu, gempa bumi dari Lempeng Lembang juga bisa memicu bencana sekunder, seperti longsor, tanah bergerak, dan likuifaksi. Bencana-bencana ini bisa menambah kerugian dan kesulitan bagi masyarakat yang terdampak.

Baca Juga:Panduan Praktis: Cara Melihat Siaran TV DigitalMengenal Lebih Dekat Booster TV Digital Tanaka: Meningkatkan Pengalaman Menonton Anda

Upaya Mitigasi dan Kesiapsiagaan Menghadapi Gempa Bumi dari Lempeng Lembang

Mengingat potensi dan dampak gempa bumi dari Lempeng tersebut, maka perlu dilakukan upaya mitigasi dan kesiapsiagaan untuk mengurangi risiko dan kerugian yang mungkin terjadi. Beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

  • ‌Melakukan pemetaan dan pemantauan secara berkala terhadap kondisi dan pergerakan Lempeng tersebut, serta menyebarkan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang karakteristik dan bahaya dari patahan ini.
  • ‌Menerapkan standar bangunan tahan gempa, baik untuk bangunan baru maupun yang sudah ada, serta melakukan pengecekan dan perbaikan secara rutin.
  • ‌Menyiapkan rencana kontinjensi dan evakuasi, serta menyediakan fasilitas dan perlengkapan darurat, seperti tenda, selimut, obat-obatan, makanan, air, dan komunikasi.
  • ‌Melakukan simulasi dan latihan gempa bumi secara berkala, serta mengikuti arahan dan petunjuk dari pihak berwenang jika terjadi gempa bumi.
  • ‌Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait dalam hal penanggulangan bencana gempa bumi.

Demikian artikel yang saya buat tentang Lempeng Lembang. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan Anda. Terima kasih.***

0 Komentar