RADARCIREBON.TV- Masyarakat Indonesia di kejutkan oleh letusan Gunung Marapi pada hari Minggu (3/12/2023). Gunung Marapi, yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatra Barat, mengalami erupsi pada pukul 14.54 WIB, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kekuatan seismogram yang di catat oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencapai amplitudo maksimum 30 mm dan durasi sekitar 4 menit 41 detik.
Sampai saat ini, Gunung Marapi masih mengalami aktivitas yang cukup tinggi. Sejak letusan pertama, Gunung Marapi telah meletus berkali-kali. Bencana ini mengorbankan banyak pendaki gunung, dan belum semua pendaki yang berada di sana berhasil di evakuasi.
Meskipun gunung berapi ini kerap kali menunjukkan aktivitas berbahaya, sebenarnya Gunung Marapi jadi salah satu objek pendakian yang cukup populer. Ada sejumlah fakta ilmiah Gunung Marapi yang menarik untuk kamu simak. Berikut adalah fakta gunung marapi lengkapnya.
Baca Juga:Padahal Beda Jauh, Lho! 4 Perbedaan Gunung Merapi dan Marapi yang Dianggap SamaDesain City Car Kini Sudah Sangat Variatif: Kelebihan City Car, Irit Tapi Lincah
1. Ukuran Gunung Marapi
Mengutip Britannica, Gunung Marapi memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut. Gunung ini masuk ke dalam bagian Pegunungan Bukit Barisan. Di dekat Gunung Marapi, terdapat satu lagi gunung bernama Gunung Singgalang yang bisa di amati dari bagian selatan Kota Bukittinggi.
Uniknya, lereng dari Gunung Marapi di tutupi oleh hutan hujan yang cukup lebat. Sementara, di dekat puncak gunung, terdapat sebuah dataran vulkanik yang nampak gersang. Titik tertinggi gunung ini di beri nama Puncak Garuda. Sementara, di dekat puncak Gunung Marapi, terdapat beberapa kawah yang saling tumpang tindih sehingga membentuk kaldera bernama Kaldera Bancah selebar 1,4 km.
2. Salah satu gunung paling aktif di Pulau Sumatra
Ada begitu banyak gunung berapi di Pulau Sumatra. Namun, bisa di bilang kalau Gunung Marapi merupakan gunung paling aktif yang ada di pulau tersebut. Pasalnya, dalam kurun waktu yang relatif singkat, gunung ini telah berulang kali meletus dan mengeluarkan erupsi beserta material yang besar.
Di lansir Smithsonian Institution, sejak abad ke-18 saja, Gunung Marapi tercatat sudah lebih dari 50 kali meletus. Letusan tersebut terdiri atas letusan skala kecil hingga sedang. Rentang waktu letusan dan erupsi dari Gunung Marapi pun bisa terjadi dalam waktu yang singkat atau lama. Tercatat kalau letusan bisa terjadi dalam kurun waktu beberapa hari, beberapa bulan, sampai beberapa tahun, tergantung dari intensitas letusan dan erupsi yang terjadi.
3. Tempat bersejarah bagi masyarakat Minangkabau
Tak hanya di nikmati keindahan alamnya, ternyata Gunung Marapi juga memiliki ikatan tersendiri bagi masyarakat Minangkabau. Di percaya kalau gunung ini merupakan lokasi pemukiman pertama nenek moyang masyarakat Minangkabau di Sumatra Barat. Hal ini di landaskan pada cerita turun-temurun tentang kapal para leluhur dari masyarakat Minangkabau yang di beri nama Tambo.
Mengutip Repositori Universitas Andalas, Tambo atau cerita asal-usul tersebut berasal dari kisah Raja Iskandar Zulkarnaini atau Alexander de Grote, seorang tokoh asal Makedonia yang hidup pada tahun 356—323 SM. Sang raja memiliki 3 orang putra yang berkuasa di 3 tempat berbeda. Ada Maharaja Alif yang berkuasa di Benua Ruhun (Romawi), Maharaja Dipang yang jadi raja di China, dan Maharaja Diraja yang jadi raja di Pulau Emas (Perca). Keempatnya melakukan pelayaran dalam kurun waktu yang panjang hingga akhirnya melihat kilauan cahaya yang mirip seperti emas.
Ketika kilauan tersebut di dekati, ternyata mereka malah menemukan Gunung. Oleh keempatnya, Gunung ini di jadikan titik penentu arah. Awalnya, Gunung hanya terlihat sebesar telur itik karena terendam air. Perlahan, air tersebut pun surut dan menampakkan wujud asli dari Gunung Marapi. Akhirnya, tempat itu pun di tinggali oleh raja beserta pengikutnya hingga terbentuklah masyarakat Minangkabau.
Baca Juga:Body yang Unik: Harga dan Spesifikasi Wuling Cloud EV, Betulan Ciamik Lho!Ditujukan untuk Para Atlet dan Pemain Golf: Hands-On Garmin MARQ Gen 2 Carbon Collection, Desain Mewah!
4. Salah satu gunung berapi yang populer bagi para pendaki gunung
Meskipun sampai saat ini Gunung yang masih sangat aktif, nyatanya selama ini gunung berapi itu cukup populer di kalangan pendaki gunung. Bentangan alam yang unik dan indah seolah jadi magnet tersendiri yang terus menarik minat orang-orang untuk berkunjung. Tak hanya Gunung itu sendiri, tempat-tempat yang ada di sekitarnya juga punya magis yang sama sehingga membuat lokasi ini semakin membuat penasaran.
Di lansir Safe and Healthy Travel, untuk mendaki Marapi hingga puncak, umumnya pendaki butuh waktu 1—2 hari, tergantung rute dan kekuatan pendaki itu sendiri. Sebelum mencapai area dekat puncak, pendaki akan melewati hutan hujan yang tampak masih sangat asri dan indah. Ketika mencapai puncak, deretan kawah dan Kaldera Bancah jelas jadi spot wajib untuk disambangi.
Selain itu, terdapat beberapa objek wisata lain yang ada di dekat Gunung Marapi, misalnya Gunung Singgalang, Bukik Bulek, Tabek Gadang, hingga berbagai desa wisata yang ada di Bukittinggi, Padang Panjang, dan Batusangkar. Tentunya karena bencana letusan Gunung yang baru saja terjadi pada pekan lalu, seluruh objek wisata yang ada di gunung ini di tutup total. Jadi, lebih baik menunggu hingga ada pengumuman dari pihak berwenang soal kapan wisatawan bisa mengunjungi area sekitar Gunung Marapi.
5. Imbauan pascameletusnya Gunung Marapi
Letusan dan erupsi dari Gunung yang terjadi pada Minggu kemarin sudah memakan korban jiwa. Oleh karena itu, BNPB sudah mengambil tindakan penanggulangan dan pencegahan agar korban tidak bertambah lagi. Dalam laman resminya, BNPB menetapkan status Level II atau Waspada yang akan di sesuaikan dengan potensi ancaman bagi masyarakat sekitar saat ini. Sebenarnya, status waspada tersebut sudah di terapkan sejak 2011 oleh PVMBG.
BNPB juga melarang masyarakat dan wisatawan yang ada di area Gunung ini untuk beraktivitas, setidaknya hingga radius 3 km dari puncak gunung. Selain itu, masyarakat juga di minta untuk tetap tenang dan tidak terpancing berita-berita bohong seputar letusan Gunung. Ketika hujan abu terjadi, masyarakat di imbau supaya mengenakan masker, mengamankan sumber air bersih, dan membersihkan atap rumah dari abu vulkanik.
Itulah fakta gunung marapi semoga bencana alam yang sedang terjadi di Gunung Marapi bisa di lewati dengan aman bagi masyarakat dan wisatawan yang ada di sekitarnya. Agar tidak menimbulkan kepanikan dan misinformasi, tetap menunggu informasi resmi dari pemerintah dan pilah-pilah berita seputar bencana ini dari sumber-sumber yang terpercaya. Catat hotline panggilan darurat resmi jika terjebak dalam situasi genting supaya bisa segera mendapat bantuan.