RADARCIREBON.TV – Sebagai calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, yang menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta dari tahun 2017 hingga 2022.
Prabowo Subianto menanyakan masalah polusi udara yang terjadi di kota tersebut. Prabowo pertama kali bertanya tentang anggaran Pemprov DKI yang mencapai Rp 80 triliun.
Kemudian, dia bertanya kepada Anies bahwa Jakarta memiliki indeks polusi udara tertinggi di dunia, dan Anies menjawab bahwa angin dan polusi udara tidak memiliki KTP.
Baca Juga:Neraka Menurut Al-Qur’an: Pemahaman dan Gambaran dalam Ajaran IslamAjak Bestiemu Supaya Auto Tobat Buat Nonton Film Siksa Neraka, Ini Kilasan Sinopsisnya!
“Bagaimana anggaran Rp 80 triliun, Pak Anies, sebagai gubernur tidak dapat berbuat sesuatu berarti untuk mengurangi polusi,” kata Prabowo dalam Debat Pertama Capres 2024 di KPU, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023) di lansir detikNews.
Menurut mantan Mendikbud, pertanyaan Prabowo tidak akurat, Anis menjawabnya dengan santai. Sebelum menjawab pertanyaan itu, Anies mencontohkan masalah COVID-19 dan berkata,
“Pak Prabowo terima kasih atas pertanyaan yang bagus, tetapi kurang akurat, saya akan jelaskan pak. Ketika satu daerah mengatakan di tempat kami tidak ada COVID, di tempat kami COVID banyak, lalu yang tidak ada COVID kami tanya, ‘kenapa tidak ada COVID?’, kami tidak punya alat testing Pak, karena tidak punya alat testing maka tidak ada COVID. Yang punya alat testing, maka ada COVID,” jelas Anies.
Penjelasan Anies Baswedan
Anies menyatakan bahwa, berdasarkan pengalamannya sebagai gubernur DKI Jakarta, polusi udara di Jakarta tidak konsisten. Selain itu, di katakan bahwa angin tidak memiliki KTP dan mengikuti polusi.
“Jadi, apa yang terjadi? Di Jakarta kami memasang alat pemantau polusi udara. Bila masalah polusi udara itu bersumber dari dalam kota Jakarta maka hari ini, besok, minggu depan akan konsisten akan terus kotor, tapi apa yang terjadi? Ada hari di mana kita bersih, ada hari di mana kita kotor. Ada masa Minggu pagi Jagakarsa sangat kotor, apa yang terjadi? Polusi udara tak punya KTP, angin tak ada KTP-nya,” kata Anies menjawab Prabowo.
“Angin itu bergerak dari sana ke sini. Ketika polutan yang muncul dari pembangkit listrik tenaga uap mengalir ke Jakarta maka Jakarta punya indikator, karena itu Jakarta mengatakan ada polusi udara. Ketika anginnya bergerak ke arah Lampung, ke arah Sumatera, ke arah Laut Jawa, di sana tidak alat monitor maka tidak muncul, dan Jakarta pada saat itu bersih,” imbuhnya.
Prabowo menanggapi pernyataan Anies yang menyatakan bahwa angin adalah penyebab masalah polusi udara. Kemudian, dia kembali menyinggung anggaran yang besar dari Pemprov DKI.
Baca Juga:SIAP-SIAP TOBAT! Film Siksa Neraka Bakal Tayang di Bioskop Terdekatmu Mulai Tanggal 14 Desember 2023Ini Dia Sinopsis Tokyo Revengers Season 3 Episode 11, Makin Seru dan Greget Loh!
“Ya susah kalau kita menyalahkan angin dari mananya. Jadi saya bertanya, dengan anggaran segitu besar (Rp 58 triliun), langkah-langkah yang bisa di lakukan untuk dengan real dalam 5 tahun mengurangi polusi juga, di mana rakyat Jakarta itu banyak yang mengalami sakit pernapasan,” ujar Prabowo.
Prabowo kemudian menyatakan bahwa pemerintahan tidak perlu menangani masalah ini jika orang menyalahkan angin.
“Jadi saya kira gampang menyalahkan angin, hujan dan sebagainya ya mungkin tidak perlu ada pemerintahan kalau begitu,” sambungnya.