RADARCIREBON.TV – Ilustrasi kapal pinisi yang muncul di Google Doodle hari Kamis (7/12). Kapal tradisional di Indonesia yang kini banyak di gunakan untuk pariwisata dan masuk ke dalam Warisan Tak Benda UNESCO (2017). Ini Sejarah dari kapal Pinisi.
Pembuatan Kapal Pinisi di Indonesia telah berlangsung selama ribuan tahun.
Kapal Pinisi pada umumnya di gunakan oleh para pelaut Konjo, Bugis, dan Mandar yang berasal dari Sulawesi Selatan untuk mengangkut barang.
Para pelaut di Sulawesi Selatan kemudian mulai membuat kapal pinisi modern pada tahun 1906. Desain kapal pinisi modern mengambil inspirasi dari gaya tali-ternali kapal-kapal Eropa. Mereka juga menghilangkan tiang buritan di tengah yang membuat kapal Pinisi ini bisa melaju dengan cepat.
Baca Juga:Hasil Drawing Playoff M5 World Championship, Onic Esports Akan Bertemu Dengan Blacklist Internasional, Sementara itu Geek Fam akan Bertemu dengan Burmese GhoulsAmbisi Yang Tinggi! Striker yang Berasal dari Argentina Lautaro Martinez ingin Memberikan Dua Gelar untuk Inter Milan Di Musim Ini
Pada tahun 1980-an, para pembuatnya mulai menambahkan mesin pada kapal pinisi ini. Setelah bertahun-tahun desain kapal pinisi ini di sebarkan secara lisan, cetak biru kapal legendaris itu akhirnya resmi di kodifikasi pada tahun 1990-an.
Saat ini, kapal pinisi bergeser fungsinya tidak hanya untuk mengangkut barang saja, Dan juga kapal pinisi ini bisa di gunakan untuk perjalanan memancing dan ekspedisi wisata.
Fakta-Fakta Kapal Pinisi
Melansir dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI), kapal pinisi sudah ada sejak tahun 1500-an. Jika dulunya kapal pinisi di gunakan untuk perdagangan, saat ini kapal pinisi banyak di manfaatkan sebagai daya tarik wisata.
Kapal Pinisi sangat mudah untuk di kenali pada saat berada di perairan. Hal ini di karenakan Kapal Pinisi memiliki sejumlah ciri khas, di antaranya pengguna tujuh sampai delapan layar serta dua tiang utama pada bagian depan dan belakang kapal.
Kapal Tradisional ini juga pada umumnya terbuat dari beberapa jenis kayu seperti kayu besi, kayu bitti, kayu kandole/punaga, dan kayu jati.
Di Indonesia, pembuatan kapal pinisi berada di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan, tepatnya di tiga desa yaitu Desa Tana Beru, Bira, dan Batu Licin. Pembuatan kapal pinisi masih di lakukan dengan cara tradisional dan tidak sembarang.
Terdapat tiga tahapdalam pembuatan kapal pinisi. Tahap yang pertama di mulai dengan menentukan hari baik untuk mencari kayu yang akan di jadikan bahan baku pembuatan Kapal Pinisi. Hari baik yang melambangkan rezeki ini biasanya jatuh pada hari kelima atau ketujuh pada bulan pembuatan kapal.
Baca Juga:Hasil Drawing Copa America 2024 – Argentina Satu Grup dengan Chile! Momentum Juara Bertahan Argentina dan Misi Balas Dendam Argentina Kepada ChileLegenda AC Milan Paolo Maldini Ungkap 3 Striker yang Membuat Dia Frustasi Saat Menjaganya, Salah Satu dari 3 Striker itu adalah Legenda Inter Milan!
Selanjutnya, tahap kedua dari pembuatan kapal pinisi yaitu menebang, mengeringkan, memotong, dan merakit kayu-kayu menjadi setiap bagian kapal pinisi. Tahapan ini memakan waktu yang lama, tak jarang hingga berbulan-bulan.Â
Kemudian, tahap yang ketiga atau terakhir yaitu proses peluncuran kapal pinisi ke laut. Sebelum kapal diluncurkan, biasanya masyarakat akan mengadakan upacara maccera lopi atau menyucikan kapal pinisi. Upacara ini ditandai dengan kegiatan menyembelih sapi atau kambing. Jika bobot kapal kurang dari 100 ton, maka warga akan menyembelih kambing. Sementara itu, sapi akan disembelih jika bobot kapal mencapai 100 ton atau lebih.Â
Kapal pinisi sata ini menjadi daya tarik wisatawan di berbagai destinasi wisata di Indonesia mulai dari Kepulauan Raja Ampat, Labuan Bajo, hingga Danau Toba.Â
Dan itulah artikel mengenai Sejarah dari Kapal Pinisi yang ramai di bincangkan dan sempat muncul pada Google Doodle.