RADARCIREBON.TV – Berikut ini adalah informasi mengenai kasus infeksi Mycoplasma pneumoniae di Indonesia terbaru.
Mycoplasma pneumoniae adalah salah satu penyebab pneumonia atipikal yang dapat menular melalui droplet pernapasan. Pneumonia atipikal adalah bentuk pneumonia yang tidak disebabkan oleh bakteri yang biasa menyebabkan pneumonia klasik, seperti Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenzae.
Gejala pneumonia atipikal biasanya lebih ringan dan lebih lama timbul daripada pneumonia klasik. Gejala yang umum terjadi antara lain batuk kering, demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.
Baca Juga:Waspada MENULAR Infeksi Mycoplasma Pneumoniae! Simak Gejala dan Cara MencegahnyaJalan Santai Batik Sarungan: Merayakan 24 Tahun Radar Cirebon, Menangkan Hadiah Utama ‘Umroh’
Pada pemeriksaan laboratorium, tidak di temukan peningkatan jumlah sel darah putih atau penurunan saturasi oksigen. Pada pemeriksaan foto toraks, tampak gambaran infiltrat interstisial yang tidak khas.
Mycoplasma pneumoniae dapat menginfeksi orang-orang dari segala usia, tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Penyakit ini dapat menyebar dengan mudah di tempat-tempat yang padat penduduknya, seperti sekolah, asrama, atau perkantoran.
Penularan dapat di cegah dengan menjaga kebersihan tangan, menggunakan masker, dan menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit.
Pengobatan pneumonia atipikal biasanya menggunakan antibiotik makrolida, seperti azitromisin atau klaritromisin, selama 7-10 hari. Pada kasus yang berat, dapat di berikan antibiotik lain, seperti doksisiklin, levofloksasin, atau moxifloksasin.
Di Indonesia, kasus infeksi Mycoplasma pneumoniae belum tercatat secara khusus oleh Kementerian Kesehatan. Namun, data surveilans penyakit menunjukkan bahwa kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang termasuk pneumonia meningkat seiring dengan buruknya kualitas udara akibat polusi.
Menurut data Riskesdas tahun 2018, penderita pneumonia meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pada kelompok usia 55-64 tahun mencapai 2,5%, pada kelompok usia 65-74 tahun sebesar 3,0% dan pada kelompok usia 75 tahun keatas mencapai 2,9%.
Data MercerMarshBenefit menyatakan bahwa perbandingan semester I 2023 dan Semester I 2022, menunjukkan kasus pneumonia di Indonesia meningkat sebesar 56,9% (Dewasa) dan 88,1% (Anak-anak).
Pada tanggal 29 Desember 2022, Kementerian Kesehatan mengadakan acara World Pneumonia Day 2022 untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya pneumonia dan cara pencegahannya.
Baca Juga:Horoskop Pisces Besok: Kamis 30 November 2023, Tanggung Jawab Pekerjaan Bertambah dan Bijaklah untuk Masa DepanHoroskop Aquarius Besok: Kamis 30 November 2023, Bersiaplah Menerima Kabar Baik
Salah satu cara pencegahan yang di sarankan adalah dengan melakukan vaksinasi pneumonia, khususnya bagi kelompok berisiko tinggi, seperti anak-anak, lansia, dan orang dengan penyakit kronis.
Vaksinasi pneumonia dapat melindungi tubuh dari infeksi bakteri yang sering menyebabkan pneumonia, seperti Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Mycoplasma pneumoniae.***