Tidak Diakui Keberadaannya, Ini Dia Beberapa Penyebab Konflik Rohingya di Myanmar – Terjadi Adanya Kasta yang Berbeda

(ANTARA FOTO/REUTERS/MOHAMMAD PONIR HOSSAIN)
(ANTARA FOTO/REUTERS/MOHAMMAD PONIR HOSSAIN)
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Mungkin masih banyak yang bertanya-tanya mengenai penyebab kasus konflik dari Rohingya di Myanmar. Konflik Rohingya memang bukan konflik antar etnis biasa, konflik yang terjadi ini sudah sampai melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

Konflik ini sudah berlangsung sejak tahun 1991 hingga sampai saat ini. Jadi, pemerintah Myanmar sudah melakukan diskriminasi. Berdasarkan penelitian yang di publikasikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Universitas Sumatera Utara, ada beberapa penyebab konflik Rohingya.

Penyebab yang paling umum, yaitu adanya perbedaan status, pemerkosaan, tidak di akui kewarganegaraannya oleh pemerintah Myanmar, terjadi diskriminasi budaya, dan ketimpangan sosial. Berikut ini beberapa penyebab konflik Rohingya bisa terjadi.

Baca Juga:Ternyata Ini Alasan Mengapa Nyamuk Suka Terbang dan Berdengung di Telinga Kita! Hanya Nyamuk Betina yang Bisa MelakukannyaTerkena Sanksi Dari PBVSI, Rivan Nurmulki Pemain Timnas Indonesia Tidak Bisa Membela Timnas Voli Indonesia – Kira-Kira Alasannya Kenapa?

Penyebab Konflik Rohingya

1. Status yang Berbeda

Penyebab pertama ini karena status mereka yang berbeda hingga di anggap sebagai imigran ilegal di Myanmar. Etnis Rohingya ini merupakan penduduk minoritas beragama Islam di Myanmar tepatnya provinsi Arakan (Rakhine atau Rakhaing).

Dari The UN Refugee Agency pada 2011 menjelaskan etnis Rohingya adalah keturunan campuran (Arab, Moor, Turki, Persia, Mogul dan Pathan), Bengali lokal dan Rakhine. Gaya bicaranya versi Chittagonian, dialek regional Bengali yang juga di gunakan di seluruh bagian tenggara Banglades.

2. Kasus Pemerkosaan Ma Thida Htwe

Kasus pemerkosaan ini bermula saat aparat pemerintah melakukan penahanan tiga tersangka atas pembunuhan seorang gadis yang bekerja sebagai tukang jahit dari etnis Rakhine. Gadis tersebut bernama Ma Thuda Htwe (27 tahun), putri U Hla Tin dari perkampungan Thabyechaung, Desa Kyauknimaw, Yanbe.

Ma Thuda Htwe di tikam sampai mati serta terjadi pemerkosaan oleh tiga orang dari etnis Rohingya.

  • Htet Htet (a) Rawshi bin U kyaw Thaung (Bengali/Muslim),
  • Rawphi bin Sweyuk tamauk (Bengali/Muslim), dan
  • Khochi bin Akwechay (Bengali/Muslim).

3. Tidak Termasuk Etnis Myanmar

Selanjutnya ada anggapan Rohingya bukan kelompok etnis Myanmar. Dengan adanya UU Kewarganegaraan tahun 1982 yang menjadikan Rohingya tidak di akui kewarganegaraannya. Oleh karena itu, nasib etnis Rohingya dilanda dengan ketidakpastian, bahkan mereka sering mendapatkan perlakuan sadis dari junta militer Myanmar.

Perlakuan sadis tersebut, mulai dari penjarahan, pembakaran hidup-hidup, pengrusakan tempat tinggal dan rumah ibadah, pemerkosaan, dan pembunuhan secara sewenang-wenang melalui Operasi Nagamind tahun 1990. Di karenakan tidak memiliki kewarganegaraan, etnis Rohingya juga tidak bisa mengakses pendidikan, layanan kesehatan, dan bahkan pekerjaan yang layak.

4. Diskriminasi Budaya

Penyebab konflik rohingnya berikutnya, yaitu adanya diskriminasi budaya oleh pemerintah. Penduduk Myanmar tidak pernah mengakui warga Rohingya. Serta di sebut sebagai Muslim Arakan, Muslim Burma, atau Bengal dari Burma adalah nama-nama yang di sematkan kepada Rohingya sebagai bahan ejekan.

Baca Juga:Hindari Perut Buncit Kamu dengan Olahraga Ringan untuk Perut Buncit – Lakukan dengan Benar Agar Hasilnya MaksimalWuling Bingo Mobil Listrik Ramah Lingkungan yang Cocok untuk Bermanuver di Jalanan Kota – Cek Harganya Sekarang

Tidak hanya pemerintah Burma yang mengintimidasi, ternyata junta militer pun menggemborkan gerakan anti Islam di kalangan masyarakat Buddha Rakhine dan penduduk Burma. Penindasan yang di lakukan ini sebetulnya bukan tanpa alasan, ini bagian dari wujud kecemburuan antar etnis. Di karenakan populasi etnis Muslim Rohingya dalam beberapa tahun terus meningkat dibanding etnis Rakhine.

5. Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial menjadi penyebab yang terakhir adanya konflik Rohingnya. Tidak hanya di latarbelakangi heterogenitas etnis saja, ketimpangan pun terjadi, seperti ketimpangan ekonomi, agama, superioritas etnis, dan kebijakan-kebijakan yang di tetapkan oleh pemerintah.

Perlu kamu ketahui bahwa pemerintah Myanmar bahkan menyita tanah warga Rohingya secara paksa untuk membangun model village. Village ini merupakan perumahan yang dibangun khusus untuk orang-orang beragama Buddha seperti Buddha Rakhine dan orang Buddha lainnya yang sebagian besar berasal dari etnis Burma.

***

0 Komentar