RADARCIREBON.TV – Demensia merupakan penyakit yang menyebabkan menurunnya daya ingat dan cara berpikir. Kondisi ini berdampak pada gaya hidup penderitanya, kemampuan bersosialisasi, dan aktivitas sehari-hari.
Jenis  yang paling umum adalah penyakit Alzheimer dan demensia vaskular. Alzheimer adalah jenis demensia yang berhubungan dengan perubahan genetik dan perubahan protein di otak.Â
Sedangkan demensia vaskular merupakan jenis yang di sebabkan oleh gangguan pada pembuluh darah otak
Baca Juga:Terbongkar Sudah! Kasus Penggelapan Harga Tiket Konser Coldplay Ghisca Debora Jadi Tersangka Gelapkan Uang Hingga Rp 5,1 MilliarHP Oppo Find N3 Rilis di Indonesia, Dengan Membekali Kamera Hasselblad dan Lipatan Layar yang Nyaris Tak Terlihat
Perlu di ingat, Demensia merupakan perubahan kemampuan berpikir dan mengingat yang umum di alami seiring bertambahnya usia.
Perubahan tersebut dapat mempengaruhi daya ingat, namun tidak signifikan dan tidak menyebabkan seseorang bergantung pada orang lain.
Penyebab Demensia
Penyakit ini bisa juga di sebabkan oleh rusaknya sel-sel saraf dan koneksi interneuron di otak. Berdasarkan perubahan yang terjadi, ada beberapa jenis demensia , yaitu:
Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum. Penyebab penyakit Alzheimer masih belum di ketahui, namun perubahan genetik yang diturunkan dari orang tua diduga meningkatkan risiko terkena penyakit tersebut.
Selain faktor genetik, kelainan protein pada otak juga di duga dapat merusak sel-sel saraf sehat di otak.
Demensia vaskular
Vaskular di sebabkan oleh gangguan pada pembuluh darah di otak. Stroke berulang adalah penyebab paling umum dari demensia jenis ini.
Kondisi lain yang menyebabkan gejala demensia
Selain penyakit Alzheimer dan demensia vaskular, ada juga kondisi lain yang bisa menimbulkan gejala demensia, namun sifatnya hanya sementara. Kondisi tersebut antara lain:
Baca Juga:Usai Tumbangkan Ekuador dengan Skor 3 – 1 Kini Brasil Memantapkan Diri Untuk Melaju Ke Babak 8 Besar Piala Dunia U-17Bruno Fernandes Buka Suara soal Rumor Bakal Tinggalkan Manchester United untuk Al Nassr
- Gangguan metabolisme atau endokrin
- Sklerosis ganda
- Hematoma subdural
- Tumor otak
- Efek samping obat, seperti obat penenang dan pereda nyeri
- Kekurangan vitamin dan mineral tertentu, seperti kekurangan vitamin B1 , vitamin B6, vitamin B12, vitamin E, dan zat besi dalam tubuh
- Keracunan akibat paparan logam berat, pestisida, dan konsumsi minuman beralkohol
Faktor risiko demensiaÂ
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko demensia, yaitu:
- Peningkatan usia
- Riwayat keluarga demensia
- Pola makan yang tidak sehat
- Jarang berolahraga
- Kebiasaan merokok
- Kecanduan alkohol
Selain itu, ada beberapa penyakit yang juga berisiko menyebabkan demensia, antara lain:
- Sindrom Down
- Depresi
- Apnea tidur
- Kegemukan
- Kolesterol Tinggi
- Hipertensi
- Diabetes
Gejala Demensia
Gejala utama demensia adalah hilangnya ingatan dan perubahan pola pikir yang tampak pada perilaku dan ucapan. Gejalanya bisa memburuk seiring berjalannya waktu.
Agar lebih jelas, berikut tahapan gejala yang muncul pada demensia:
Tingkat 1
Pada tahap ini fungsi otak pasien masih dalam batas normal sehingga belum terlihat gejala apa pun.
Level 2
Gangguan yang terjadi pada tahap ini mulai mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Misalnya, penderitanya kesulitan melakukan berbagai aktivitas dalam waktu bersamaan, sulit mengambil keputusan atau menyelesaikan masalah, mudah melupakan aktivitas yang sudah lama tidak di lakukan, dan kesulitan memilih kata yang tepat.
Tingkat 3
Pada tahap ini, gangguan mental organik mulai terjadi . Penderitanya dapat tersesat ketika melewati jalur yang biasa, sulit mempelajari hal baru, suasana hati tampak datar dan kurang antusias, serta mengalami perubahan kepribadian dan penurunan kemampuan bersosialisasi.
tingkat 4
Saat memasuki tahap ini, penderita mulai membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berpakaian dan mandi.
Penderitanya juga mengalami perubahan pola tidur, kesulitan membaca dan menulis, menjadi apatis , menarik diri dari lingkungan sosial, berhalusinasi , mudah tersinggung, dan bersikap kasar.
tingkat 5
Bila sudah memasuki tahap ini, seseorang bisa di katakan menderita demensia berat. Demensia pada tahap ini menyebabkan penderitanya tidak dapat hidup mandiri. Penderitanya akan kehilangan kemampuan dasar, seperti berjalan atau duduk, tidak mengenali anggota keluarga, dan tidak memahami bahasa.
Kapan Anda harus pergi ke dokter?
Konsultasi dengan dokter spesialis saraf atau psikiater sebaiknya di lakukan pada seseorang yang memiliki satu atau lebih gejala demensia, agar dapat di lakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Demensia sering di samakan dengan kepikunan pada lansia, karena keduanya berkaitan dengan kehilangan ingatan. Namun jika penurunan daya ingat terus memburuk hingga penderitanya kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera di lakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan oleh dokter sebaiknya segera di lakukan pada seseorang yang mengalami beberapa atau banyak gejala yang di duga sebagai gejala awal demensia, antara lain:
- Mudah untuk dilupakan
- Sulit mempelajari hal-hal baru
- Kesulitan berkonsentrasi
- Kesulitan mengingat waktu dan tempat
- Suasana hati tidak stabil
- Seringkali barang hilang karena lupa di mana menaruhnya
- Sulit menemukan kata-kata yang tepat ketika berbicara
- Apatis atau tidak peduli terhadap lingkungan
- Sering mengulangi aktivitas yang sama tanpa di sadari
- Sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa
Beberapa penyakit, seperti diabetes , kolesterol, dan hipertensi , dapat meningkatkan risiko demensia. Jika Anda menderita penyakit tersebut, di sarankan untuk rutin berkonsultasi ke dokter untuk memantau perkembangan penyakit dan mendapatkan pengobatan yang tepat.
Diagnosis Demensia
Diagnosis demensia sulit di lakukan karena gejalanya mirip dengan penyakit lain. Oleh karena itu, dokter perlu melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikannya.
Sebagai langkah awal, dokter akan menanyakan gejala yang di alami pasien untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gejala tersebut terhadap aktivitas sehari-hari. Dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan keluarganya, untuk mengetahui apakah ada riwayat demensia dalam keluarga.
Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan yang meliputi:
- Pemeriksaan saraf Pemeriksaan sarafbertujuan untuk menilai kekuatan otot dan melihat refleks tubuh.
- Pemeriksaan mental Pemeriksaan ini di lakukan dengan metode mini-mental state Examination (MMSE), yaitu serangkaian pertanyaan yang akan di berikan nilaioleh dokter untuk mengukur sejauh mana gangguan kognitif yang di alami.
- Tes fungsi atas Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir seseorang, misalnya dengan meminta pasien menghitung mundur dari angka 100 atau menggambar jarum jam untuk menunjukkan waktu tertentu .
Pemeriksaan lain juga perlu di lakukan bila terdapat penyakit lain yang menimbulkan gejala demensia, seperti stroke, tumor otak, atau gangguan tiroid . Pemeriksaan tersebut meliputi:
- Pemindaian otak dengan CT scan , MRI, atau PET scan
- Pemeriksaan kelistrikan otak dengan EEG
- Tes darah
Pengobatan Demensia
Pengobatan demensia bertujuan untuk membantu penderita beradaptasi dengan kondisinya, menghambat gejala yang muncul, dan menghindari komplikasi. Berikut prosedur yang dapat di gunakan:
Terapi khusus _
Beberapa terapi yang dapat di lakukan untuk mengatasi gejala dan perilaku yang muncul akibat demensia adalah:
- Terapi stimulasi kognitifTerapi ini bertujuan untuk merangsang daya ingat, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan berbahasa, dengan melakukan aktivitas kelompok atau olahraga.
- Terapi okupasiTerapi ini bertujuan untuk mengajari pasien cara melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman sesuai kondisinya, dan mengajari cara mengendalikan emosi dalam menghadapi perkembangan gejala.
- Terapi memoriTerapi ini berguna untuk membantu penderita mengingat riwayat hidupnya, seperti kampung halaman, masa sekolah, pekerjaan, dan hobi.
- Rehabilitasi kognitifTerapi ini bertujuan untuk melatih bagian otak pasien yang tidak berfungsi, dengan menggunakan bagian otak yang masih sehat.
Dukungan keluarga
Selain terapi di atas, dukungan dari keluarga atau kerabat juga diperlukan untuk menjaga kualitas hidup pasien. Bentuk dukungan atau bantuan tersebut antara lain:
- Berkomunikasi dengan penderita menggunakan kalimat yang singkat dan mudah dipahami, disertai dengan gerakan, gerak tubuh dan kontak mata
- Melakukan olahraga yang dapat meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan kesehatan jantung pada penderitanya
- Melakukan aktivitas menyenangkan bersama penderita, seperti memasak, berkebun, melukis, atau bermain musik
- Ciptakan rutinitas sebelum tidur bagi penderita, seperti tidak menonton televisi dan menyalakan lampu rumah
- Jadikanlah agenda sebagai alat untuk mengingat kejadian, kegiatan, dan jadwal pengobatan yang harus dilakukan penderita
- Membuat rencana pengobatan lebih lanjut dengan penderita, untuk menentukan pengobatan apa yang harus dijalaninya
Obat
Dokter juga bisa meresepkan beberapa jenis obat kepada pasien. Narkoba antara lain
- Piracetam
- Rivastigmin
- memantin
- Anti kecemasan
- Antipsikotik
- Antidepresan
Selain itu, dokter mungkin juga akan meresepkan obat lain, misalnya Nicergoline , sebagai terapi tambahan.
Operasi
Yang disebabkan oleh tumor otak, cedera otak, atau hidrosefalus , dapat diobati dengan pembedahan. Tindakan operatif dapat membantu memulihkan gejala jika belum terjadi kerusakan permanen pada otak.
Meski ada sejumlah terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi demensia, namun sebagian besar penderita penyakit ini tidak sembuh total. Meski demikian, tindakan pengobatan secara berkala tetap harus dilakukan untuk meringankan gejala yang muncul dan menghindari komplikasi.
Komplikasi Demensia
Gangguan daya ingat dan cara berpikir yang dialami penderita demensia dapat menimbulkan komplikasi saat melakukan aktivitas sehari-hari. Contohnya adalah:
- Terluka saat berjalan sendirian
- Kurangnya nutrisi
- Tersedak hingga menyebabkan pneumonia
- Tidak bisa hidup mandiri
Pencegahan Demensia
Tidak ada cara pasti untuk mencegah demensia. Namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit ini, seperti:
- Berhenti merokok
- Berolahraga secara teratur
- Waktu tidur dan istirahat yang cukup
- Jaga asupan nutrisi dan terapkan pola makan sehat, misalnya dengan mengonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi serat
- Mengonsumsi suplemen atau vitamin otak yang dapat menjaga kesehatan otak
- Batasi konsumsi minuman beralkohol
- Pertahankan berat badan ideal
- Latih otak Anda secara teratur, seperti rajin membaca atau bermain teka-teki silang
- Kontrol tekanan darah, kadar gula darah, dan kolesterol secara teratur
- Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami stres, depresi, atau gangguan kecemasan