RADARCIREBON.TV- Salah satu jembatan terkenal di Kota Padang adalah Jembatan Siti Nurbaya. Jembatan yang membentang di atas Sungai Batang Arau ini jelas memiliki kisah.
Bahkan, terdapat fakta dan legenda dari Siti Nurbaya. Hal ini tak terlepas dari kepopuleran novel Kasih Tak Sampai karangan pujangga Melayu bernama Marah Rusli yang menceritakan kisah cinta dari Siti Nurbaya.
Fakta dari Jembatan Siti Nurbaya
Siti Nurbaya di bangun pada tahun 1995. Pembangunan jembatan ini menghabiskan biaya sebesar Rp 19,8 dari Anggaran Pemerintah dan Belanja Daerah (APBD) bersama Overseas Economic Cooperation Fund (OECF).
Baca Juga:Destinasi Wisata di Padang dari Alam, Sejarah hingga Masjid Terbesarnya yang Wajib Kamu Kunjungi Saat LiburanCara Membersihkan Laptop dari Debu dan Kotoran yang Menumpuk dengan Mudah
Ini di resmikan pada pertengahan tahun 2002 dengan di hadiri oleh pemeran drama TV Siti Nurbaya, yakni HIM Damsyik, Novia Kolopaking, dan Gusti Randa.
Letak yang strategis membuatSiti Nurbaya menjadi salah satu destinasi wisata masyarakat Kota Padang. Jika di lihat dari sisi barat akan terlihat panorama dari Samudera Hindia. Sedangkan jika di lihat dari sisi timur akan terlihat keindahan Bukit Barisan.
Lampu-lampu yang menghiasi tepi Jembatan Siti Nurbaya juga menambah keindahan di malam hari. Pantulan sinar lampu di permukaan Sungai Batang Berau di tambah perahu nelayan yang lalu lalang membuat kesan romantis.
Legenda Jembatan Siti Nurbaya
Penamaan Siti Nurbaya pada jembatan ini berasal dari sebuah kisah memorable dari novel Kasih Tak Sampai oleh Marah Rusli. Berdasarkan buku Sejarah untuk SMA/MA Kelas XI Bahasa yang di tulis oleh H. Purwana, dkk (2007), novel ini mengisahkan tentang pasangan bernama Samsul Bahri dan Siti Nurbaya.
Mereka adalah teman satu sekolah di Kota Padang yang hidup bertetangga. Menjelang kelulusan, mereka bertamasya ke gunung. Di situlah Syamsul Bahri dan Siti Nurbaya saling mengungkapkan rasa cintanya dan berjanji untuk sehidup semati.
Namun, ayah dari Siti Nurbaya yang bernama Baginda Sulaiman bangkrut karena usahanya di curangi oleh Datuk Maringgih. Untuk menutup utangnya, Baginda Sulaiman terpaksa menyerahkan Siti Nurbaya untuk diperistri Datuk Maringgih.
Saat menjenguk Baginda Sulaiman yang sakit keras, Syamsul Bahri bertemu dengan Siti Nurbaya dan berjanji untuk menemuinya di malam hari.
Baca Juga:Kamu Suka Main Game di HP: Rekomendasi Aksesoris HP yang Membuatmu Auto Pro Di Game MobileBuruan Cek Sekarang Juga, Cara Beli Tiket One Piece Exhibition di Jakarta dan Info Harganya
Tanpa sepengetahuan mereka, Datuk Maringgih mengawasi pertemuan antara Syamsul Bahri dan Siti Nurbaya. Mengetahui hubungan mereka, Datuk Maringgih marah dan meracuni Siti Nurbaya dan membuatnya tewas.
Mendengar kematian kekasihnya, Syamsul Bahri bergabung dengan pasukan Belanda untuk membalaskan dendamnya dengan Datuk Maringgih. Pada suatu hari, pasukan Belanda menyerang wilayah Datuk Maringgih karena enggan membayar upeti.
Sehingga, terjadi peperangan dari kedua kubu dan berakhir tragis dengan keduanya saling membunuh satu sama lain.
Jenazah Siti Nurbaya di makamkan di gunung di samping muara Sungai Batang Arau. Inilah yang membuat jembatan yang di bangung di atas Sungai Batang Arau di namakan Jembatan Siti Nurbaya.
Ternyata, terdapat fakta dan legenda yang menarik dari penamaan jembatan Siti Nurbaya yang ada di atas Sungai Batang Arau. Jika suatu saat berkunjung ke Padang, jangan lupa mampir ke jembatan ini, ya!