RADARCIREBON.TV- Kota kelahiran Mohammad Hatta, Wakil Presiden pertama sekaligus Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, adalah Bukittinggi. Seperti namanya, Bukittinggi berada di dataran tinggi Sumatera Barat. Itu sekitar 100 km dari Bandara Internasional Minangkabau di Padang. Perjalanan Sobat Pesona ke Bukittinggi melalui jalan berkelok dengan tebing di kiri dan kanan akan membawa udara sejuk dari perbukitan.
Bukittinggi, yang terkenal dengan ikon Jam Gadang, pasti memiliki banyak tempat menarik untuk dilihat karena merupakan kota wisata. Tidak jauh dari pusat kota Bukittinggi, ada tempat wisata yang dapat membantu Sobat Pesona belajar lebih banyak tentang sejarah. Tempat itu adalah rumah kelahiran Bung Hatta, Sang Proklamator. Di museum yang bergaya klasik ini, Sobat Pesona akan belajar tentang kehidupan kecil Bung Hatta hingga perjuangannya untuk mewujudkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Sebelum merencanakan mampir, simak fakta-fakta menarik Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta ini, yuk simak selengkapnya!
Baca Juga:Kisah Misteri Lobang Jepang Bukittinggi, Bikin Bulu Kuduk Merinding!5 Tarian Khas Sumatera Barat, Yuk Mari Berkenalan dengan Budaya Ranah Minang Ini
1. Di dirikan Sekitar Tahun 1860
Rumah masa kecil Bung Hatta di diri kan sekitar tahun 1860-an dengan menggunakan struktur kayu yang terdiri dari bangunan utama, paviliun, lumbung padi, dapur, dan kandang kuda. Bangunan utama berfungsi untuk menerima tamu, ruang makan keluarga, kamar ibu, paman, dan kakek Bung Hatta. Sedangkan paviliun berfungsi sebagai kamar tidur Bung Hatta.
2. Di tinggali Bung Hatta Hingga Usia 11 Tahun
Bung Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di kota yang dulu masih bernama Fort De Kock, dan tinggal di rumah kelahirannya hingga menginjak usia 11 tahun. Selepas itu, Bung Hatta melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebred Lager Onderwijs (MULO) kota Padang, hingga ke Handels Hogeschool di Rotterdam.
Meski hanya sebelas tahun, rumah ini menjadi sangat penting bagi pembentukan karakter aktivis partai politik tersebut. Di rumah itulah, ia belajar kedisiplinan, kesederhanaan, kasih sayang, dan integritas.
3. Di bangun Ulang November 1994
Sebenarnya, rumah asli tempat Bung Hatta di lahirkan sudah runtuh pada tahun 1960-an. Lalu atas gagasan Ketua Yayasan Pendidikan Bung Hatta, rumah tersebut di bangun ulang. Penelitian pembangunan ulang ini di mulai pada bulan November 1994, sedangkan proses pembangunannya di mulai pada tanggal 15 Januari 1995. Rumah ini di resmikan pada tanggal 12 Agustus 1995, bertepatan dengan hari lahir Bung Hatta sekaligus dalam rangka merayakan 50 tahun Indonesia Merdeka.
4. Masih Menyimpan Perabotan Asli
Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta di bangun mengikuti bentuk aslinya. Hal ini dapat di saksikan dalam memoar Bung Hatta ataupun berbagai dokumentasi milik keluarga Bung Hatta.
Sebagian besar perabotan di dalam rumah masih asli dari peninggalan masa kecil Bung Hatta yang di peroleh dari keluarga dan kerabat. Begitupun tata letak perabotan tersebut masih di pertahankan di tempat asalnya. Bahkan, sepeda ontel yang dulu sering di gunakan Bung Hatta masih tersimpan di kamar yang terletak di paviliun belakang bangunan utama.Â
5. Menyajikan informasi sejarah perjuangan Bung Hatta
Di Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta, Sobat Pesona bisa menyaksikan kesederhanaan Sang Proklamator melalui kamarnya. Kamar bujang Bung Hatta berukuran kecil, di lengkapi lemari yang berisi buku-buku bacaannya.
Baca Juga:8 Camilan Khas Sumatera Barat, yang Tak Boleh di LewatkanWOW Sudah Rilis! Berikut Harga Tiket dan Cara War Tiket Golden Disc Awards 2024 di Jakarta
Museum ini juga menyajikan informasi silsilah keturunan Bung Hatta hingga foto-foto sejarah perjuangan hidup Bung Hatta dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajahan Belanda dan Jepang.
6. Berlokasi di Dekat Jantung Kota Bukittinggi
Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta yang terletak di jalan Soekarno-Hatta No.37, Bukittinggi, Sumatera Barat sangat dekat dengan jantung Kota Bukittinggi. Untuk menuju ke sana, Sobat Pesona hanya perlu waktu berjalan sekitar 15 menit dari Jam Gadang. Wisata museum ini sayang jika di lewatkan, apalagi untuk masuk sama sekali tidak di kenakan biaya. Museum ini beroperasi setiap hari, mulai pukul 08.00-17.00 WIB.
Nah, supaya bisa segera merasakan langsung berbagai keseruan di Bukittinggi, yuk kita dukung upaya pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan 6M, mulai dari menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, dan menghindari makan bersama agar aktivitas berwisata nanti tetap aman dan nyaman!