Beroperasinya kembali stockpile batubara atau tempat penyimpanan batu bara di Pelabuhan Cirebon, dikeluhkan warga kampung pesisir selatan Kota Cirebon. Warga merasa, ada dampak yang dirasakan berupa polusi udara.
Aktivitas stockpile batu bara, dianggap menimbulkan polisi udara yang berdampak langsung kepada warga kampung di pesisir selatan, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon.
Hal itu dikeluhkan oleh masyarakat, mengingat polusi menyebabkan warga banyak yang mengidap ispa, terutama balita.
Baca Juga:Eti Herawati Resmi Jabat Plt Walikota CirebonRapat Paripurna Pembacaan Sk Pemberhentian Walikota Nashrudin Azis
Salah satu tokoh masyarakat setempat mengaku, aktifitas perusahaan batu bara yang ada di lingkungan Pelabuhan Cirebon dianggap telah melanggar kesepakatan.
Pada tahun 2015 para pengusaha batu bara telah sepakat tidak ada lagi stockpile di area Pelabuhan Cirebon, namun sejak 2022 hingga sekarang stockpile kembali aktif.
Warga berharap aktifitas stockpile batu bara dapat di relokasi, agar tidak menimbulkan pencemaran polusi udara yang berdampak ke masyarakat, termasuk ada ketegasan dari KSOP maupun Pelindo, serta ada evaluasi perijinan UKL atau UPL dari Dinas Lingkungan Hidup