RADARCIREBON.TV Unggahan soal warganet yang mengeluhkan Pertalite kosong di jumlah SPBU ramai di media sosial Twitter.
Twit tersebut tak hanya di unggah oleh satu warganet, melainkan beberapa akun, seperti akun ini, ini, dan ini pada Rabu (10/8/2022). “Rutinitas pulang ngojek. Pertalite sedang langka adanya pertamax sama turbo. Permainan tingkat tinggi ini mah. Rakyat jelata yang jadi tumbalnya,”
1. Peningkatan Permintaan
Salah satu alasan utama mengapa Pertalite bisa kosong di beberapa SPBU adalah peningkatan permintaan. Pada masa pandemi COVID-19, permintaan bahan bakar turun tajam karena banyak orang bekerja dari rumah dan mobilitas berkurang. Namun, seiring dengan pemulihan ekonomi dan mobilitas masyarakat yang meningkat, permintaan bahan bakar kembali melonjak. Peningkatan permintaan ini bisa mengakibatkan penjualan Pertalite lebih tinggi dari perkiraan, dan SPBU mungkin kesulitan untuk menjaga pasokan yang cukup.
Baca Juga:5 Tarian Jawa Tengah Keindahan Budaya Dengan Seni Tari5 Tarian Khas Cirebon Ekspresi Budaya yang Memukau
2. Masalah Distribusi
Salah satu aspek penting dalam menjaga ketersediaan Pertalite di SPBU adalah distribusi yang lancar. Masalah dalam rantai pasokan, seperti keterlambatan pengiriman dari kilang atau kendala logistik, dapat menyebabkan kelangkaan bahan bakar di SPBU. Hal ini sering terjadi, terutama jika ada masalah teknis atau gangguan pada kendaraan pengangkut bahan bakar.
3. Perubahan Permintaan Konsumen
Mungkin kita juga pernah mendengar bahwa beberapa SPBU lebih memilih untuk tidak menjual Pertalite dengan alasan pergeseran permintaan konsumen. Bahan bakar jenis lain seperti Pertamax dan Pertamax Turbo lebih menguntungkan bagi SPBU karena harganya yang lebih tinggi. Akibatnya, beberapa SPBU memutuskan untuk mengalokasikan pasokan mereka lebih banyak untuk jenis bahan bakar tersebut, sehingga Pertalite menjadi langka.
4. Pengawasan Pemerintah
Pemerintah juga memiliki peran penting dalam pengaturan pasokan bahan bakar di Indonesia. Kebijakan harga bahan bakar, kuota produksi, dan aturan distribusi berada di bawah kendali pemerintah. Jika terdapat perubahan dalam regulasi atau kebijakan, hal ini dapat memengaruhi ketersediaan Pertalite di SPBU.
5. Peningkatan Kesadaran Energi Hijau
Semakin banyak masyarakat yang sadar akan isu lingkungan dan memilih untuk menggunakan bahan bakar alternatif atau kendaraan listrik. Hal ini dapat mengurangi permintaan bahan bakar konvensional seperti Pertalite, dan beberapa SPBU mungkin mengurangi pasokannya sebagai respons terhadap tren ini.
6. Pemeliharaan dan Perbaikan SPBU
Ketika SPBU melakukan pemeliharaan rutin atau perbaikan fasilitas mereka, ini dapat mengakibatkan sementara penutupan atau keterbatasan pasokan. Selama periode ini, Pertalite mungkin tidak tersedia.
Dalam menghadapi masalah kelangkaan Pertalite di sejumlah SPBU, penting untuk memahami bahwa faktor-faktor di atas dapat berkontribusi pada masalah tersebut. Agar kelangkaan seperti ini dapat dihindari, perlu kerja sama antara pemerintah, produsen minyak, distributor, dan pemilik SPBU. Juga, sebagai konsumen, kita bisa mencari alternatif seperti menggunakan bahan bakar jenis lain atau berpartisipasi dalam perubahan menuju energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.