Sementara, pelajar yang ditemukan tewas gantung diri di Desa Plumbon, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, dikenal baik dan ramah. Meski pendiam, pelajar kelas 1 sekolah menengah pertama tersebut cukup berprestasi di sekolah dengan menjuarai lomba bahasa jawa.
Suasana duka nampak menyelimuti rumah duka FF di Desa Getasan, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, Sabtu siang. Kepala sekolah bersama wali kelas dan rekan-rekan korban dari SMPN 1 Plumbon, mengiringi kepergian pelajar yang akrab disapa Fay tersebut. Bahkan, rekan-rekan kelas korban tampak terpukul dengan kepergian bocah berusia 12 tahun tersebut.
Pelajar kelas satu tersebut, dikenal baik dan ramah oleh guru dan teman-temannya. Meski pendiam dan tak pernah bercerita soal kehidupan di rumahnya, korban dikenal ringan tangan dan kerap membantu pelajar lainnya. Bahkan, Fay cukup rajin dan berprestasi dengan menjuarai lomba bahasa jawa. Pihak sekolah pun tak menyangka, anak didiknya harus pergi dengan cara gantung diri.
Baca Juga:Itsbat Nikah Masal Diikuti 49 PasanganWisata Mangrove Kasih Sayang Masih Butuh PembenahanÂ
Sementara, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Cirebon, yang hadir di rumah duka berdialog dan mendalami peristiwa yang menggegerkan warga Plumbon tersebut. Pihaknya sempat berbincang dengan orang tua korban dan mendapati adanya kerinduan mendalam dari korban usai ibunya wafat satu tahun lalu. KPAID pun meminta, seluruh orang tua agar lebih dekat dan mengenali permasalahan anak agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Diketahui, pada Jumat petang kemarin, FF ditemukan tak bernyawa di rumah neneknya dengan posisi tergantung pada seutas tali. Korban diketahui memendam kerinduan dengan sang ibu hingga nekad mengakhiri hidupnya. Bahkan, pihak kepolisian yang melakukan olah TKP, menemukan tanda-tanda gantung diri dan tidak mendapatk adanya tanda tanda kekerasan pada tubuh bocah berusia 12 tahun tersebut.