Cara Mengatasi Stunting pada Balita: Langkah-Langkah Penting untuk Pertumbuhan dan Perkembangan yang Sehat

Cara Mengatasi Stunting pada Balita: Langkah-Langkah Penting untuk Pertumbuhan dan Perkembangan yang Sehat
cara mengatasi stunting pada balita: klasika.kompas.id
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Cara mengatasi stunting pada balita. Stunting adalah kondisi yang di sebabkan oleh kekurangan gizi yang berkelanjutan yang di sebabkan oleh kekurangan gizi yang berkelanjutan. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak, seperti tinggi badan yang lebih pendek atau bahkan kerdil di bandingkan dengan anak seusianya.

Bagaimana Mengetahui Cara Mengatasi Stunting pada Batita atau Anak?

Sayangnya, banyak orangtua yang tidak tahu bagaimana mengenali gejala stunting pada bayi mereka. Anak tidak memiliki tinggi badan yang sesuai dengan usianya adalah ciri yang paling umum. Anak yang pendek tidak selalu di anggap stunting, tetapi anak yang stunting sudah pasti pendek. Ibu dapat melihat hal ini dengan mengukur tinggi anaknya dan melihat kurva. Anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan yang berada kurang dari -2 standar deviasi. Dugaan ini semakin kuat jika anak masih berusia 2 tahun, sehingga penanganan harus segera di lakukan.

Cara Mengatasi Stunting pada Balita atau Anaka

Perlu di ketahui bahwa stunting pada balita bisa berlanjut hingga usia dewasa. Jadi, sebelum berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh, kondisi stunting harus di cegah. Adapun langkah yang tepat, stunting dapat di cegah dan di atasi. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi masalah stunting pada balita:

Baca Juga:Vlog Kamu Makin Seru dengan Rekomendasi Lagu K-pop yang Cocok Jadi Backsound: Tambahkan Sentuhan Energi dan Keren pada Kontenmu!Body Serum: Rekomendasi Terbaik untuk Kulit Sehat dan Bersinar dengan Harga yang Pas di Kantong!

1. Pemberian pola asuh yang tepat

Langkah pertama adalah memberikan pola asuh yang tepat untuk anak. Ini meliputi Inisiasi Menyusui Dini atau IMD dan memberikan ASI eksklusif untuk bayi hingga usianya genap 6 bulan, dan lanjutkan hingga usianya 2 tahun. 

2. Memberikan MPASI yang optimal

United Nations Children’s Fund (UNICEF) bersama dengan World Health Organization (WHO) merekomendasikan, bayi yang berusia 6 sampai 23 bulan memperoleh asupan makanan pendamping ASI atau MPASI yang tepat dan optimal. Aturan pemberian makanan pendamping ASI mengandung setidaknya 4 atau lebih dari 7 macam makanan. Ini termasuk umbi atau serealia, produk olahan susu, kacang-kacangan, sumber protein, dan makanan dengan kandungan vitamin A.

Selain itu, ibu juga perlu memperhatikan batas frekuensi pemberian makan minimal untuk bayi mulai dari 6-23 bulan yang mendapat atau tidak mendapat ASI. Aturannya yaitu 2 kali sehari atau lebih untuk usia 6-8 bulan bayi dengan ASI, dan 3 kali sehari atau lebih untuk bayi usia 9-23 bulan dengan ASI. Sementara itu, bayi usia 6-23 bulan yang tidak mendapatkan ASI setidaknya harus makan minimal 4 kali dalam sehari dengan porsi yang sesuai.

3. Mengobati penyakit yang di alami anak

Berbagai kondisi medis yang di alami anak bisa membuatnya mengalami penurunan nafsu makan. Misalnya, anak mengalami demam, batuk, pilek, flu, sembelit, hingga masalah pencernaan dan kondisi lan seperti TBC. Jika demikian, sebaiknya berikan penanganan utama pada kondisi medis tersebut. Lalu, ibu bisa melanjutkan dengan kembali memperbaiki asupan gizi sang buah hati. 

4. Perbaikan kebersihan lingkungan dan penerapan hidup bersih keluarga

Pencegahan terakhir berupa menerapkan pola hidup bersih dan sehat, baik di lingkungan rumah maupun luar rumah. Membersihkan rumah bisa membantu menunjang kesehatan tubuh anak dan keluarga secara menyeluruh. 

Itu tadi beberapa upaya cara mengatasi stunting pada balita yang dapat ibu dan ayah lakukan di rumah. Jangan lupa untuk rutin melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan anak. 

0 Komentar