Jumlah anak tidak sekolah di Brebes, mencapai 11.506 orang. Tingginya anak putus sekolah menyebabkan, IPM di Brebes rendah dan menduduki peringkat terkahir di Jawa Tengah.
Angka anak putus atau tidak sekolah, di Kabupaten Brebes, data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Dindikpora Brebes, mencapai 11.506 anak. Faktor utama anak tidak sekolah di Brebes, yakni kebanyakan akibat ekonomi keluarga.
Seperti halnya Nazril Khairul Azzam, bocah 12 tahun, yang terpaksa hatus berhenti bersekolah karena ketidakmampuan orang tua. Dindikpora setempat pun mendatangi kediamannya untuk mengajak anak itu kembali bersekolah.
Baca Juga:Manis Dan Segarnya Es Campur Aeh AehPortina Gelar Kejuaraan Invitasi Olahraga Tradisional Tingkat SD
Sebelumnya, Azzam, panggilan anak dari pasangan Supriyanto dan Megawati, warga Desa Kluwut Kecamatan Bulakamba, terpaksa hanya sampai lulus sekolah dasar (SD) setelah orangtua tak memiliki biaya sekolah.
Megawati mengatakan, Azzam seharusnya mengikuti tahun ajaran baru 2023/2024 sejak Juli lalu. Namun karena persoalan ekonomi terpaksa membuat Azzam tidak mendaftar sekolah waktu itu dan rencananya akan melanjutkan tahun depan. Ayah Azzam yang bekerja sebagai buruh serabutan hanya cukup untuk kebutuhan hidup.
Kepala Sekolah Mts Al Ikhlas, M. Agus Imron, mengatakan, pihaknya dengan sukarela menerima Azzam dan menjadi salah satu siswa didiknya, juga akan memperlakukan Azzam seperti siswa siswi lainnya dari keluarga tidak mampu. Yaitu, memberi uang saku 5 ribu rupiah untuk sekolah pagi, jika siswa mengikuti sekolah madrasah pada sore hari maka uang saku akan ditambah 5 ribu rupiah. Selain itu pihak sekolah memberikan seragam khas sekolah dan seragam olah raga secara gratis untuk Azzam. Bahkan sekolah ini juga akan memberikan pakaian seragam putih biru, pramuka, batik khas sekolah, seragam olah raga, sepatu, tas dan alat tulis secara gratis kepada siswa yang tidak mampu dan anak yatim, serta biaya gratis hingga 3 tahun.
Sementara, Kepala Dindikpora Brebes Caridah, mengatakan, dibutuhkan peran serta masyarakat dalam menggaungkan gerakan kembali sekolah (GKS) salah satunya menginformasikan anak tidak bersekolah. Apalagi angka anak tidak bersekolah (ATS) di Kabupaten Brebes masih cukup tinggi, data pokok pendidikan (Dapodik) mencatat setidaknya ada 11.500 anak tidak sekolah di Brebes.
Berbagai upaya terus dilakukan dalam menekan angka anak tidak sekolah melalui GKS dalam rangka menaikan indikator rata-rata lama sekolah (RTLS). Program terbaru yaitu adanya kelas hybrid di 3 SMP wilayah tengah, selatan, dan pantura yang kemarin sudah dilaunching. Kemudian di tingkat SMA juga ada kelas virtual. Upaya lain untuk meningkatkan RLS, adalah program dewasa tidak sekolah (DTS) untuk warga usia 22 – 55 tahun agar bisa kembali bersekolah lewat pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM).
Caridah berharap, warga Brebes harus updating kartu keluarga, untuk mengubah tingkat pendidikan dan angka meninggal dunia yang harus diupdate.
Sehingga berdampak pada ipm kita rendah dan dari indikator pendidikan yaitu RTLS