Kemarau panjang berdampak pada mengeringnya waduk di Kabupaten Cirebon. Salah satunya Waduk Sedong, Sabtu siang. Bendungan tadah hujan yang mampu menampung hampir dua juta kubik air tersebut, kondisinya mengering dan tak mampu lagi mengalirkan air ke irigasi di dua kecamatan. Dampaknya, persawahan di sepuluh desa di dua kecamatan berbeda tak lagi bisa menggarap padi hingga palawija.
Beginilah kondisi Waduk Sedong yang terletak di Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Sabtu siang. Waduk tadah hujan ini kondisinya kering kerontang dan hanya menyisakan sedikit air di pintu bendungan. Bahkan, terlihat banyak ikan kecil penghuni waduk seluas lima hektar ini mati mengering diantara dasar sungai yang mulai retak-retak.
Waduk yang berfungsi sebagai penyuplai air bagi pertanian di dua kecamatan yakni Kecamatan Sedong dan Kecamatan Susukan Lebak ini, tak lagi dapat mengirimkan air ke irigasi persawahan. Sepuluh desa di dua kecamatan yang dialiri air dari waduk ini pun terancam.
Baca Juga:Panen Padi Di Musim KemarauWamen ATRBPN RI Serahkan Sertifikat Tanah Wakaf Di Cirebon
Bahkan, beberapa area persawahan ladi dibiarkan kering dan retak tak tersentuh Garapan. Menyusutnya waduk yang dalam kondisi normal mampu menyimpan hampir dua juta kubik air ini, sudah terjadi sejak empat bulan terakhir. Bahkan, petugas yang biasanya dua kali sehari membuka pintu air, sejak dua bulan terakhir sudah menutup totalnya karena minimnya ketersedian air.
Saat uni, waduk yang memiliki kedalaman lima sampai tujuh meter, hanya digunakan untuk kebetuhan warga sekitar. Bahkan, warga yang biasanya ramai mencari ikan, kini sepi dan ikan-ikan pun banyak yang mati mengering diantara tanah yang retak