Unik dan berlangsung selama ratusan tahun, masyarakat di sekitar das sungai cisanggarung Kabupaten Kuningan, menjadi saksi secara turun temurun, terjadinya pergeseran tepi sungai cisanggarung. Jika musim hujan tiba, warga merasa khawatir sebab pergeseran dapat menghabiskan lahan pesawahan di sekitar sempadan sungai.
Unik dan berlangsung selama ratusan tahun, masyarakat di sekitar das sungai cisanggarung Kuningan, menjadi saksi secara turun temurun, terjadinya pergeseran tepi sungai, yang terus terjadi hingga kini.
Jika musim hujan tiba dan arus sungai meningkat, pergeseran tepi bisa menyapu bersih, hektaran lahan pesawahan di sekitar sempadan sungai.
Baca Juga:Sertijab Kalapas Narkotika Kelas II A Cirebon Ratusan Emak-Emak Keliling Kampung
Kondisi inilah dialami para petani, di desa desa sekitar sungai, seperti Walahar Cageur Kecamatan Luragung, serta disebrang sungai terdapat pesawahan warga Desa Galaherang Kecamatan Maleber.
Sebelum musim hujan tiba, di minggu ini warga Walahar Cageur bergotong royong menahan pergeseran tepi sungai, yang mengarah ke desa tersebut. Warga membuat penahan erosi di tepian air, menggunakan bronjongan, menggunakan peralatan seadanya.
Dira, salah seorang warga setempat yang juga pegiat kebudayaan menjelaskan, gotong royong kali ini melibatkan ratusan warga, Pemdes, BPD dan TNI Polri.
Pemerintah desa setempat mengaku, telah berkoordinasi dengan BBWS Cimanuk Cisanggarung dan Pemkab Kuningan, untuk mencari solusi dari permasalahan pergeseran tepi sungai, yang membuat para petani khawatir dengan sawah yang mereka garap