Malam puncak pelal panjang jimat, berlangsung khidmat dilaksanakan di Keraton Kacirebonan. Ada pesan penting dalam peringatan panjang jimat, dengan meneladani Nabi Muhammad SAW.
Di tengah gelapnya malam puncak panjang jimat, api obor, dan cahaya lampu di Bangsal Prabayaksa, tetap menerangi posesi upacara panjang jimat yang turut dihadiri para tamu dan ribuan warga dari berbagai daerah, yang ingin melihat panjang jimat.
Dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, tradisi panjang jimat menjadi salah satu refleksi bagi umat, yang sejak jaman wali songo dipertahankan secara turun temurun hingga saat ini, terutama dalam menyebarkan atau syiar agama di Cirebon. Hal itu untuk memberikan pesan moral guna meneladani Rasulullah.
Baca Juga:Mahasiswa UGJ Gelar Refleksi Hari Tani NasionalKuwu Mundupeisisr Kumpulkan Pemuda
Pada prosesi panjang jimat, iringan payung keluar lebih dulu, untuk mengiring sajian nasi jimat beserta lauk pauknya, yang ditutup kain. Acara sakral ini, menjadi rangkaian yang dinanti oleh masyarakat setiap tahunnya, khususnya pada malam puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Iring iringan panjang jimat ini, cukup khidmat dengan lantunan sholawat Nabi Muhammad SAW. Semua iringan panjang jimat yang dibawa oleh para abdi dalem dan wargi keraton, akan di tempatkan di dalam langgar Agung Tirta Sumirat, untuk sama sama didoakan, dan mengharapkan keberkahan dari Allah SWT.