RADARCIREBON.TV – Bulan rabiul awwal merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bagi masyarakat Indonesia bulan ini mempunyai berbagai macam tradisi. Berikut ada 3 tradisi maulid Nabi di pulau Jawa yang harus kamu ketahui.
1. Grebeg Maulud
Tradisi Maulid Nabi pertama di Pulau Jawa, Grebeg Maulud, di rayakan masyarakat Yogyakarta pada tanggal 12 Rabiul Awal setiap tahunnya. Kegiatan ini berlangsung setiap tahun di Keraton Yogyakarta. Awalnya tradisi ini di mulai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Sama seperti tradisi Maulid Nabi lainnya, Grebeg Maulud di rayakan untuk mengungkapkan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga:Sttt…! Ada Bocoran Samsung Galaxy S23 FE – Begini SpesifikasinyaRekomendasi Hp Samsung Galaxy Terbaik 2023 – Rajanya Android : Berkualitas
Selain itu, merupakan bentuk perayaan atas keberkahan dan kesejahteraan yang telah di anugerahkan. Grebeg Maulud menyelenggarakan berbagai acara, termasuk pasar malam atau sekaten yang terkenal.
Puncak acara Grebeg Maulud di tandai dengan prosesi gunung atau susunan barang-barang duniawi membentuk gunung, sesuai dengan namanya.
Setelah itu, gunung-gunung di sekitar kawasan keraton akan di tempati dan menjadi objek sengketa masyarakat.
2. Panjang Jimat
Tradisi panjang jimat menjadi tradisi maulid Nabi berikutnya di Pulau Jawa yang terkenal.Tradisi ini di peringati setiap tahun pada tanggal 12 Rabiul Awal di Keraton Cirebon.
Jika di artikan, “panjang” berarti “abadi” dan “jimat” berarti “pusaka”. Sesuai tradisi Panjang Jimat, masyarakat akan menyaksikan prosesi kuliner yang bercirikan tujuh jenis nasi atau nasi jimat dari Bangsal Jinem.
Sebelum acara kirab makanan, tradisi ini di awali dengan tradisi siraman panjang atau mencuci peralatan makan, guci, dan senjata yang akan di gunakan selama Panjang Jimat. Biasanya masyarakat Cirebon berbondong-bondong ke keraton untuk mengambil air dari panjang jimat tersebut.
Kirab Ampyang
Tradisi Maulid Nabi di Pulau Jawa selanjutnya adalah Kirab Ampyang yang sering dirayakan masyarakat Loram Kulon, Kudus. Selanjutnya Kirab Ampyang merupakan tradisi yang masih berlangsung setiap tahunnya, tepatnya pada hari ke-12 Rabiul Awal.
Baca Juga:3 Rekomendasi Penginapan di Semarang Yang Aksesnya Mudah & Harga MurahBuild Quality Bagus – Inilah POCO M6 Pro 5G Dengan Dersain Glossy | Segini Harganya
Tradisi ini merupakan salah satu tradisi perayaan Maulid Nabi yang sudah ada sejak zaman Tjie Wie Gwan.
Tjie Wie Gwan adalah seorang Muslim Tionghoa asal Campa yang membangun Masjid Wali Loram Kulon Kudus pada tahun 1596-1597.
Seperti namanya, Festival Ampyang merupakan festival atau prosesi tradisional yang berisi makanan yang dihias dengan ampyang. Perlu diketahui bahwa ampyang merupakan kerupuk yang terkenal di Kudus.
Mengikuti tradisi ini, kue ampyang seringkali disusun dalam berbagai bentuk yang unik.