Maraknya kasus kecelakaan lalu lintas di flyover Kretek, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, membuat warga setempat mengancam akan melakukan aksi demonstrasi dengan menyetop kendaraan overload.
Semenjak dioperasionalkannya flyover Kretek di ruas jalan Paguyangan Kabupaten Brebes, sebagai salah satu antisipasi kemacetan di jalur Tegal-Purwokerto, marak terjadi kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh muatan truk yang melebihi kapasitas over load, hingga menyebabkan rem blong.
Terkahir dalam sepekan terakhir, yakni truk bermuatan gula pasir mengalami rem blong, usai diturunan flyover Kretek, menyebabkan sopir truk, tewas usai menabrak pembatas jalan, traffic light dan toko, di jalan lingkar Bumiayu, pada Minggu pekan lalu.
Baca Juga:Peringati World Cleanup Day 2023Kemarau Panjang Sebabkan Kekeringan
Kedua, truk yang sama sama pengangkut gula pasir, dari arah Cilacap, mengalami rem blong usai melintas diturunan flyover Kretek, pada Sabtu kemarin, menyebabkan truk menabrak sebuah mini bus dan sepeda motor. Dua orang tewas yakni pengendara minibus dan pengendara sepeda motor.
Sejumlah warga di wilayah Bumiayu dan Paguyangan, mengaku, sangat cemas dengan maraknya kecelakaan di jalur Paguyangan Bumiayu akibat truk rem blong. Bahkan, menurut data dari warga setempat, sejak tahun 2017 sudah ada lebih 50 nyawa melayang, baik itu dari pengguna jalan maupun warga setempat.
Warga menilai bahwa kecelakaan yang msih terjadi akibat adanya pwmbiaran kendaraan overload melintas. Padahal permenhub nomor enam tahun 2019, adanya larangan kendaraan berar sumbu lebih dari dua, melintas di jalur Ajibarang – Prupuk, termasuk di atas jalan layang Kretek Paguyangan.
Bahkan, pemerintah sendiri telah menyepakati akan membangun jalan baru yakni jalan lingkar, sebagai antisipasi kecelakaan akibat kendaraan berat melintas.
Sementara seorang advokat Brebes Selatan, Slamet Riyadi, menjelaskan, bahwa kendaraan truk dengan muatan overload sangat berisiko menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Untuk itu pemerintah diminta memperhatikan keselamatan jiwa baik pengguna jalan melintas maupun warga setempat.
Warga mengancam bila pemerintah terus melakukan pembiaran dan tidak melakukan pembangunan jalam lingkar sebagai solusi, warga akan melakukan penyetopan bagi kendaraan truk lebih dari dua sumbu