10 Nama Lukisan Naturalisme dan Pelukisanya Ketahuilah Penjelasan Secara Lengkap

https://en.wikipedia.org/wiki/The_Hay_Wain
https://en.wikipedia.org/wiki/The_Hay_Wain
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Dalam seni rupa, naturalisme menjadi salah satu aliran populer. Simak penjelasan dan contoh lukisan naturalisme berikut ini, yuk!

Apakah kamu pernah melihat lukisan yang menggambarkan pemandangan alam atau manusia yang tampak sangat realistis?

Lukisan dengan gaya seperti itu menganut aliran naturalisme.

Aliran naturalisme telah ada sejak berabad-abad lalu dan tetap populer hingga saat ini.

Baca Juga:Update Harga Mobil Suzuki Ertiga Bekas Tahun 2015, Harga Mulai Rp 110 JutaCara Pasang GCAM di Infinix Hot 11 Dengan Mudah, Ikuti Langkah-Langkah nya

Tak hanya di lukis oleh seniman terkenal di kancah dunia, lukisan naturalisme juga banyak di lukis oleh seniman asal Indonesia.

Ingin tahu seluk-beluknya? Berikut ini penjelasan lengkap dan contoh lukisan naturalisme yang bisa kamu pelajari!

Apa yang Dimaksud dengan Aliran Naturalisme?

Naturalisme adalah salah satu aliran dalam seni rupa yang mengutamakan keakuratan dan kemiripan objek yang di gambar agar terlihat lebih natural serta realistis seperti referensi aslinya.

Aliran ini merupakan salah bentuk apresiasi seniman terhadap keindahan alam yang ada.

Oleh karena itu, para seniman yang melukis lukisan naturalisme biasanya mengangkat tema seputar pemandangan sekitar.

Dalam pemilihannya, biasanya para seniman memilih latar cahaya yang terlihat dramatis, misalnya saat matahari terbit maupun tenggelam.

Pada dasarnya, naturalisme ini bersinggungan dengan aliran realisme dan romantisisme.

Sejarah Aliran Lukisan Naturalisme

Aliran naturalisme sudah muncul sejak berabad-abad lalu, tepatnya di kenalkan oleh seorang filsuf bernama John Amos Comenius pada abad ke-16.

Baca Juga:Daftar Frekuensi NET TV untuk Siaran Digital, Wajib Tahu untuk Tayangan BerkualitasCara Logout Netflix di Android TV Dengan Berbagai Merek

John Amos Comenius di yakini sebagai orang pertama yang mengenalkan aliran naturalisme, khususnya dalam dunia pendidikan.

Di Perancis, aliran naturalisme sudah ada sejak tahun 1850-an dan menjadi salah satu reaksi kemapanan oleh para pengikut aliran romantisisme.

Aliran naturalisme berkembang pesat karena di dukung oleh tokoh-tokoh naturalisme serta adanya kemajuan teknologi visual dan pengukuran.

Ciri-Ciri Aliran Lukisan Naturalisme

Dari ciri-cirinya, aliran naturalisme ini bisa di bilang mirip dengan realisme sehingga cukup sulit dalam membedakannya.

Meski demikian, berikut ini beberapa ciri-ciri aliran naturalisme yang bisa di jadikan sebagai pegangan:

  • Menonjolkan kemiripan lukisan dengan objek aslinya yang di jadikan referensi
  • Keterampilan dan teknik seniman menjadi hal utama
  • Mengusung tema lukisan yang indah dengan kemurnian sebagai nilai utamanya
  • Bentuk apresiasi para seniman terhadap keindahan alam di sekitarnya
  • Melukis tentang keindahan, kecantikan, dan ketampanan potret manusia dengan apa adanya tanpa di lebih-lebihkan

Perbedaan Naturalisme dan Realisme

Naturalisme dan realisme memang memiliki ciri-ciri yang hampir mirip, sehingga tak jarang orang yang menganggap kedua aliran ini sama.

Namun sebenarnya kedua aliran ini memiliki perbedaan yang sangat mendasar, yakni pada apa yang di lukis.

Aliran realisme menggambarkan apa pun yang di anggap oleh pelukisnya sebagai “normal” dalam kehidupan sehari-hari dengan akurat dan dengan cara yang benar.

Aliran naturalisme menggunakan metode komposisi yang di gambarkan oleh pelukis sebagai “kehidupan apa adanya”.

Contoh Lukisan Naturalisme dan Pelukisnya

  •  The Hay Wain (1821) – John Constable
  •  Sunrise in the Catskill Mountains (1826) – Thomas Cole
  •  Forest of Fontainebleau (1830) – Jean-Baptiste-Camille Corot
  •  The Village of Becquigny – Theodore Rousseau
  •  Les Foins (1877) – Jules Bastien-Lepage
  •  All Souls’ Day (1882) – Jules Bastien-Lepage
  •  Biergarten in Brannenburg (1894) – Max Liebermann
  •  La Paye des moissonneurs (1882) – Léon Augustin Lhermitte
  •  Joan of Arc (1879) – Jules Bastien-Lepage
  •  Perburuan Banteng (1855) – Raden Saleh
0 Komentar