Musim kemarau membuat para petani di Kabupaten Cirebon tidak bisa menanam padi karena kesulitan memperoleh air. Petani bahkan beralih profesi menjadi pengrajin batu bata agar tetap memiliki penghasilan.
Petani di Desa Danawinangun Kecamatan Klangenan Kabupaten Cirebon, sudah sebulan terakhir beralih profesi menjadi pengrajin batu bata merah. Para petani memanfaatkan lahan tidak produktif ketika kemarau untuk produksi batu bata, mulai dari menggali tanah, mencetak dan menjemur.
Petani di Desa Danawinangun ini beralih membuat batu bata karena sawah yang mereka garap sudah tidak bisa di tanami padi, karena kekeringan kemarau panjang.
Baca Juga:Relokasi RPH Batembat Dituding Diulur-UlurĀ Kuwu Desak RPH Batembat DibenahiĀ
Petani bahkan mengandalkan sumur bor yang kemudian airnya di tampung dalam sebuah bilik terpal, untuk melunakkan tanah yang kering sebagai bahan baku pembuatan batu bata.
Dalam satu hari petani bisa memproduksi sebanyak 200 hingga 300 buah batu bata merah.
Batu bata merah buatan petani ini dibandrol harga 1.200 rupiah perbuahnya. Batu bata merah ini biasanya dikirim untuk memenuhi permintaan di wilayah Cirebon dan sekitarnya