Tidak adanya hujan sejak tiga bulan terakhir, membuat krisis air bersih kian meluas di Kabupaten Cirebon, Minggu sore. Kedatangan bantuan air dari BPBD, di Desa Karangwuni, langsung diserbu warga yang sejak sebulan terakhir menggunakan air galon untuk kebutuhan sehari-hari. Delapan ribu liter air bersih, didistribusikan di beberapa blok desa yang hampir tujuh puluh persen sumurnya mengering.
Sejumlah warga dusun dua, Desa Karangwuni, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, berlarian mendatangi tangki air bersih BPBD, Minggu sore. Dengan menenteng galon, jeriken dan ember mereka mengantre bantuan air yang baru dirasakan di dusun ini.
Warga pun berebut air dengan berupaya memindahkannya ke tempat yang lebih kecil untuk dibawa ke rumah. Warga mengaku, sudah hampir tiga bulan terakhir dusun dua, Desa Karangwuni, mengalami krisis air bersih.
Baca Juga:Asap Masih Muncul Di TPA Kopi Luhur10 Parpol Dapat Hibah Bantuan Keuangan Senilai 1,6 Miliar Rupiah
Sumber resapan hingga sumur-sumur di rumah, tak lagi mengeluarkan air kecuali menyisakan pasir dan lumpur. Mereka pun harus merogoh kocek untuk membeli lima galon air, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Sementara, hampir 70 persen Desa Karangwuni mengalami krisis air bersih. Tidak adanya hujan sejak tiga bulan terakhir, membuat warga alami krisis air cukup parah. Sebagian warga harus menggunakan galon hingga mencari air ke sumber yang masih menyisakan air.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cirebon, terdapat 6 kecamatan yang telah melaporkan krisis air bersih dampak kemarau Panjang. Enam kecamatan tersebut yakni Kecamatan Sedong, Kapetakan, Gegesik, Klangenan dan Kecamatan Mundu