Warga di sebuah dusun di Kabupaten Brebes, mengalami krisis air bersih. Sumber mata air yang ada debitnya sudah mulai menyusut dan mereka pun menggunakan air pasokan dari irigasi yang keruh.
Dusun Wangon, Desa Kubangsari, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, merupakan sebuah daerah yang tidak memiliki sumber air. Hampir semua rumah di dusun ini tidak memiliki sumur.
Jarak antara Dusun Wangon dan lokasi sumur lebih dari 2 km. Air dari sumur itu kemudian disalurkan melalui pipa-pipa panjang hingga ke rumah-rumah warga.
Baca Juga:Harga Ayam Di Tegal Terus NaikWarga Muhammadiyah Gelar Sholat Idul Adha 1444 Hijriah
Padam musim hujan, warga memanfaatkan air hujan untuk semua keperluan harian, baik cuci, mandi dan konsumsi. Air dari langit ditampung di bak penampungan yang ada di tiap tiap rumah.
Erik Setiawan, perangkat Desa Kubangsari mengatakan, untuk keperluan konsumsi dan mandi, mereka mengandalkan kiriman air dari sumur bor yang berada di luar desa.
Saat kemarau, lanjut Erik, selalu menghadapi masalah air bersih. Pasokan dari sumur bor menyusut karena debitnya makin kecil. Untuk memenuhi kebutuhan warga, dibuat lagi instalasi air resapan yang menggunakan air irigasi. Namun, pasokan dari irigasi sering dikeluhkan warga karena keruh.
Salah seorang warga, Tarwad mengaku, setiap warga harus membayar untuk dapat air dari instalasi desa. Tiap 1000 liter atau satu kubik warga dibebani biaya 5000 rupiah.
Sementara warga lain, Manis, menerangkan, untuk bisa menggunakan dari instalasi desa perlu diendapkan 3 sampai 5 hari karena keruh. Maka dari itu, di rumah Manis terdapat beberapa buah drum penampungan sebagai wadah air.
Baik warga maupun pemerintah desa, berharap ada bantuan dari pemerintah untuk pengadaan alat penyaring air air dan pembangunan sebuah embung untuk penampungan air hujan agar bisa dimanfaatkan pada musim kemarau seperti sekarang ini.