Memasuki musim kemarau Bendung Cipero di Kabupaten Tegal, mulai mengering. Akibatnya ribuan hektar lahan pertanian tanaman padi terancam gagal panen akibat tidak terairi.
Ribuan hektar tanaman padi di Kecamatan Suradadi dan Warureja Kabupaten Tegal, Selasa siang terancam gagal panen akibat Bendung Cipero di Desa Kedungjati Kecamatan Warureja mengering. Sudah sejak satu bulan terakhir debit air Bendung Cipero berkurang drastis dan tidak bisa mengairi lahan pertanian di pantura perbatasan Kabupaten Tegal dan Pemalang.
Sejumlah petani mengaku, lahan pertanian mereka sudah tidak terairi saluran irigasi sejak satu bulan terakhir. Akibatnya satu setengah hektar tanaman padi miliknya terancam puso hingga tanah sawah retak-retak. Petani pun kini hanya membiarkan tanaman padinya lama kelamaan mati mengering.
Baca Juga:Puluhan Siswa SMP Datangi Gedung DPRD KuninganPolda Jabar Copot Jabatan AKP SW
Saat ini debit air Bendung Cipero menurun drastis 3000 liter per detik dari kondisi normal 8000 liter per detik karena berkurangnya pasokan dari sungai rambut. Pada kondisi normal Bendung Cipero bisa mengairi 7.463 hektar lahan pertanian di tiga kecamatan yakni Kecamatan Suradadi, Warureja dan Kramat.
Menurunnya debit berakibat pada sistem pengairan yang dilakukan secara bergilir. Sehingga para petani di masa tanam kedua diimbau tidak menanam tanaman yang membutuhkan banyak air seperti padi dan bawang merah. Meski demikian para petani berharap debit air bendung bisa dimaksimalkan, sehingga pengairan saluran irigasi bisa sampai ke lahan pertanian warga di pantura Kabupaten Tegal.