Sungai terbesar di Kabupaten Kuningan “Cisanggarung”, dibendung warga Desa Benda Kecamatan Luragung, demi mendapatkan pasokan air di musim kemarau. Dengan semangat gotong royong, ratusan warga membuat bendungan sepanjang puluhan meter tanpa alat berat.
Demi mendapat air di musim kemarau, seribu warga di Desa Benda Kecamatan Luragung, serentak turun ke sungai “Cisanggarung”, untuk membuat bendungan tanpa menggunakan alat berat.
Bermodal semangat gotong royong, warga dari beragam usia dan profesi, membuat bendungan dari bahan seadanya. Sebuah bendungan sepanjang puluhan meter itu, dikerjakan secara manual menggunakan tangan.
Baca Juga:Bus Rombongan Studi Banding TerperosokPenemuan Mayat Mengambang Di Sebuah Balong
Pemerintah desa setempat mengaku, bendungan terbuat dari susunan bronjongan bambu yang diisi dengan batu. Dibutuhkan sebanyak 350 bronjongan untuk membendung cisanggarung. Adapun bahan bambu diperoleh warga secara swadaya dari kebun di sekitar desa.
Cara ini merupakan respon cepat masyarakat untuk bertahan, bahkan menjadi tradisi turun temurun setiap tahun ketika musim kemarau tiba.
Sungai cisanggarung menjadi satu satunya sumber air dan harapan warga Desa Benda. Memasuki bulan Juni 2023, banyak sumur mulai mengering, dan 116 hektar lahan pesawahan tidak bisa ditanami.
Sulitnya air membuat sebagian warga mulai berktivitas di tepi sungai, untuk mencuci pakaian, mandi dan kebutuhan air lainnya.
Hanya dalam sehari, pembuatan bendungan ini berhasil meningkatkan ketinggian air, dan mengalirkan air ke saluran irigasi. Air ini selanjutnya dialirkan ke pesawahan, hingga menimbulkan resapan yang mampu membuat sumur warga kembali terisi.
Dengan cara tersebut, masyarakat tak memerlukan biaya mahal, untuk membuat sebuah bendungan. Jika menggunakan alat berat, ditaksir memakan biaya lebih dari 200 juta rupiah. Bahkan, secara swadaya warga menyediakan makan gratis, disela waktu istirahat penyusunan bronjongan batu.
Bendungan manual ini dibuat tak mampu menahan 100 persen air, sehingga kebutuhan air di hilir sungai masih terpenuhi. Bendungan dengan sendirinya akan hilang dan tergerus air disaat musim hujan tiba.
Baca Juga:Mudun Bareng Program Sapu Jagat Bupati CirebonProtes Dampak Proyek Galian Pipa PDAM Indramayu
Meski menjadi tradisi turun temurun sejak lama, pihak desa mengakui telah berupaya mengajukan pembuatan bendungan limpasan permanen ke Pemkab Kuningan, namun hingga tahun 2023, usulan tersebut tak kunjung terealisasi.