Tukang bubur naik haji. Satu kalimat terkenal karena menjadi judul sebuah sinetron, benar-benar terjadi di dunia nyata. Menabung sejak 2013 dari hasil jualan bubur, Eyo Suryadi, warga Kuningan akhirnya berangkat hari Jumat ini di kloter 11 Embarkasi Kertajati.
Tukang bubur naik haji. Satu kalimat terkenal karena menjadi judul sebuah sinetron, benar-benar terjadi di dunia nyata.
Menabung sejak tahun 2013 dari hasil jualan bubur di perantauan, Eyo Suryadi warga Kabupaten Kuningan akhirnya berangkat hari Jumat ini di kloter 11 Embarkasi Kertajati.
Baca Juga:Human Traficking, IRT Dijual Ke IraqTiga Pelaku Sindikat Perdagangan Orang Diringkus
Saat ditemui awak media di kediamannya di Desa Kertawangunan Kecamatan Sindang Agung, Eyo ditemani istrinya Solehah, tampak bersiap mengemas perlengkapan haji kedalam koper.
Ia menceritakan, awal mula berjualan bubur kacang ijo saat pertama kali merantau ke ibu kota Jakarta pada tahun 1992. Saat iti Eyo berjualan di sebuah lapak berukuran 3 kali 3 meter, di Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur. Di tempat itu, Eyo tinggal sambil berjualan.
Pada 2013, Eyo berkeinginan menunaikan rukun Islam ke 5 dengan mendaftar haji. Karena keterbatasan keuangan, tabungannya hanya cukup untuk mendaftar satu orang.
Istrinya solehah mendukung sang suami untuk tetap mendaftar meski hanya untuk satu orang. Tabungan ini berhasil dilunasi pada 2023, Eyo terdaftar di jemaah cadangan. Ia diputuskan berangkat tahun ini, untuk menggantikan jemaah lainnya yang menunda keberangkatan.