Para petani bawang merah di Kecamatan Brebes, Jawa Tengah, kesulitan mendapatkan air irigasi. Mereka terpaksa menggunakan air limbah atau comberan untuk mengairi tanaman bawangnya.
Sejak beberapa pekan lalu, petani di Kecamatan Brebes sudah mulai kesulitan mendapatkan air. Saluran irigasi yang ada pun sudah tampak kering tanpa air.
Satu satunya sumber air yang ada hanyalah saluran limbah atau comberan. Air ini bersumber dari limbah rumah tangga, tempat cucian motor-mobil dan lainnya.
Baca Juga:SMAN 1 Palimaman Pastikan Tak Ada Siswa TitipanTim Saber Pungli Sidak PPDB Di SMAN 1 Palimanan
Kondisi ini berimbas pada tumbuh kembang tanaman petani. Di beberapa lokasi di Kecamatan Brebes, lahan tanaman bawang merah mulai mengering. Hal ini bisa dilihat dari retakan tanah karena kurangnya air.
Karena tidak ada air irigasi, para petani terpaksa menggunakan air comberan untuk mengairi sawahnya. Petani menggunakan air comberan karena terpaksa demi menyambung hidup tanaman bawang yang sudah mulai tumbuh.
Agni, petani asal Kecamatan Brebes adalah salah satu yang menggunakan air comberan untuk mengairi tanamannya. Petani ini mengaku tengah menanam bawang seluas 3500 meter persegi atau setengah bahu.
Penggunaan air comberan ini lantaran semua saluran irigasi yang tersedia sudah mengering. Satu satunya cara agar tanaman hidup hanya menggunakan air comberan.
Petani mengambil air comberan dengan menggunakan pompa air diesel. Pompa ini ditempatkan diceruk saluran yang agak dalam. Meski air comberan ini berbau busuk dan berwarna hitam, tidaklah menjadi halangan demi tumbuhnya tanaman bawang.
Untuk mengairi sawah agar tetap hidup, perlu menyedot comberan 3 hari sekali. Sedangkan dalam sekali mengairi diperlukan waktu pompa selama 12 jam dan butuh 10 liter BBM.
Petani mengakui, penggunaan air comberan tidak baik untuk tanaman. Air comberan akan menghasilkan bawang yang tidak sehat. Selain ukuran bawang merah lebih kecil, juga rawan terserang hama kutu dan tidak tahan lama.
Baca Juga:Tilang Manual Sasar 12 Jenis PelanggaranPetugas Cek Kesehatan Hewan Kurban
Terkait keringnya irigasi, Kepala Dinas Pengelola Sumber Daya Air dan Tata Ruang (DPSDA-TR) Brebes, Abdul Majid dalam keterangannya menjelaskan, aliran irigasi di wilayah pantura bersumber dari Bendung Notog. Saat ini debit Bendung Notog hanya 6.5 m3 per detik. Pada kondisi normal kurang lebih 20-25 m3 per detik.
Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya telah menerapkan sistem gilir air setiap dua hari sekali. Kemudian petani diminta melakukan penghematan air dan mengikuti pola tanam sesuai dengan kondisinya.