Ratusan warga Desa Mundu Pesisir, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon mengikuti tradisi Haul Ki Gede Mundu, Syekh Brata Kelana serta situs sejarah lainnya. Puluhan tumpeng maupun hasil bumi pun diarak dari balai desa menuju Makbaroh Ki Gede Mundu.
Kegiatan Haul Ki Gede Mundu, Syekh Brata Kelana, diawali dengan mengarak puluhan tumpeng diiringi bacaan shalawat nabi, berjalan kaki sejauh kurang lebih 1 km menuju Makbaroh Ki Gede Mundu, Syekh Brata Kelana serta situs sejarah leluhur desa setempat. Hadir dalam kesempatan itu, Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, Camat Mundu, Ketua FKKC Kabupaten Cirebon, Kuwu Mundupesisir maupun tokoh masyarakat dan muspika setempat.
Dalam kegiatan ini, warga desa begitu antusias dengan busana serba putih membawa bunga tujuh rupa (kembang pitu). Acara berlangsung ba’da dhuhur dengan khidmat dan khusyu menggema suara tahlil dan tausiyah yang di penuhi masyarakat serta undangan dari berbagai wilayah Cirebon di halaman pelataran situs Ki Gede Mundu Syekh Brata Kelana.
Baca Juga:Banjir Rendam Sejumlah SekolahHardiknas, Pemkab Brebes Dukung Kurikulum Merdeka Belajar
Tidak hanya membawa kembang tujuh rupa, berbagai makanan, minuman dan buah buahan turut serta diangkut dengan menggunakan sejumlah miniatur berbentuk macam aksesoris, sebagai bentuk rasa syukur terhadap Sang Pencipta. Sesampainya di situs yang dikramatkan masyarakat sekitar, selanjutnya 7 orang muadzin dengan sorban dan pakaian serba putih melantunan adzan yang dikumandangkan seperti adzan pitu di Masjid Sang Cipta Rasa. Tradisi ini sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.
Sementara, melalui kegiatan itu, diharapkan situs sejarah dapat terus dilestarikan hingga ke anak cucu dan diharapkan menjadi aset daerah yang meningkat ekonomi masyarakat sekitarnya. Situs sejarah itu juga dikenal dengan sebutan masjid seribu jin.