Hallo apa kabar sahabat Radar semoga kalian sehat selalu kali ini Mimin akan Membahas tentang
Museum Sejarah Pabrik Gula Gondang Winangoen Di klaten jawa tengah yang kalian belum tahu,,,
nah di artikel ini Mimin akan kasih sebuah sejarahnya simak yukkk,,,, !! cekidot bosku…..
Baca Juga:Muhammadiyah Akan Gelar Sholat Ied Jumat PagiJalur Palimanan – Plered Terpantau Ramai Lancar
Bekas Pabrik Gondang Winangoen, Klaten, kini berfungsi sebagai Museum Gula di Jawa Tengah.
Pabrik peninggalan kolonial Belanda ini berdiri sejak awal abad ke-19. Sejak 2009 lalu, pabrik ini beralih fungsi menjadi Agro Wisata Gondang Winangoen.
museum yang di dirikan pada 11 September 1982 itu merupakan satu-satunya Museum
Gula di Jawa Tengah. Pengalihan fungsi ini sekaligus menjadi pembeda antara Pabrik
Gula Gondang Winangoen Klaten dengan pabrik gula lainnya.
Museum itu berlokasi di salah satu rumah bekas pejabat Belanda.
Museum ini menyimpan puluhan benda koleksi yang berkaitan dengan pengolahan tebu di masa lampau.
Pabrik gula peninggalan Belanda itu termasuk dalam daftar cagar budaya.
Berdasarkan fungsinya, bangunan ini tediri dari beberapa bagian, yaitu Bangunan Pabrik, Kantor Pabrik, Rumah Dinas Administratur, Perumahan Emplasemen, Perumahan Kongsi (pegawai pabrik),
Museum Gula Jawa Tengah, dan rel serta kereta lori.
Bangunan-bangunan tersebut di dirikan pada abad ke-19 dan ber arsitektur indische
style : suatu perpaduan gaya arsitektur Eropa dengan kondisi iklim di Indonesia.
Sejarah Industri Gula
Baca Juga:Fenomena Gerhana Matahari Terlihat Sebagian Di Kota CirebonKafe Instagram mable di Klaten Buat Anak Muda!!
Sejarahnya Meseum Gula !!
Pekembangan industri gula di tanah Jawa memiliki sejarah yang panjang. Hasil studi literasi buku arsip perpustakaan kuno milik Pabrik Gula (PG) Mojo, Sragen, terdapat sejumlah informasi menarik seputar industri gula di Tanah Jawa, khususnya Soloraya.
Industri gula di Jawa mencapai masa keemasan pada periode 1894-1932. Pada periode tersebut, produksi gula di Jawa bersaing ketat dengan Kuba dalam memenuhi permintaan pasar dunia.
Berdasarkan buku Archief voor de Java Suikerindutrie (1897:589), sampai akhir 1896, Kuba
merupakan produsen gula terbesar di dunia, di susul Jawa. Namun, situasi tersebut berbalik satu tahun
kemudian.
secara luar biasa melampaui Kuba pada akhir 1897 dengan hasil produksi sebesar 605 juta kilogram atau 605.000 ton. Hasil gula melimpah ini dipasok dari 148 pabrik gula yang beroperasi di seluruh Jawa pada tahun itu.
wilayah Soloraya memiliki andil cukup besar dalam memasok gula di Jawa dengan belasan pabrik. Pegiat Sragen Tempo Doeloe (Stedo), Johny Adhi Aryawan, menyebut di wilayah Soloraya, awalnya terdapat 15 pabrik gula pada 1898.
Jumlah pabrik gula di Soloraya kemudian meningkat menjadi 16 pabrik seperti yang di
laporkan pada 1931. ini, pabrik gula yang masih terlihat bentuk
fisiknya di Soloraya tinggal empat.