RADARCIREBON.TV – Salah satu hobi unik dari orang – orang adalah mengoleksi uang kuno, bisa jadi salah satu koleksinya adalah dengan mencari orang yang ingin jual uang kuno 100 tahun 1984.
Nama hobi ini di sebut numismatis, dan orang yang melakukannya di sebut numismatik.
Bagi orang – orang yang lahir hingga era 1990 – an tentunya akan hapal dengan uang kertas pecahan Rp. 100 ini.
Baca Juga:3 Cara Cepat Jual Uang KunoBersaing!! Mending Nokia 2 atau Redmi 5A?
Desain Gambar Uang
Uang yang di terbitkan Bank Indonesia pada tahun 1984 ini, memiliki desain dengan gambar depan burung Dara Mahkota (Goura Victoria).
Sedangkan untuk desain gambar bagian belakangnya adalah sebuah bendungan.
Dan sebagai informasi, mengutip dari kumparan, gambar bendungan di uang kertas jadul itu bukanlah rekaan melainkan benar ada.
Namanya seperti tertera di uang tersebut, yakni Bendungan Tangga di Kabupaten Asahan (Sekarang menjadi Kabupaten Toba Samosir) di Sumatera Utara.
Uang kertas rupiah pecahan Rp 100 tersebut memang sudah di tarik Bank Indonesia dari peredarannya, sejak September 1995 atau 25 tahun silam.
Nah, berbeda dengan uang kertasnya yang sudah tak beredar di masyarakat, Bendungan Tangga yang ada di gambar uang tersebut, ternyata masih berdiri kokoh.
Seputar bendungan, bahwa Bendungan tersebut sudah ada dan di bangun pada 1978 dan resmi beroperasi pada 1982.
Pembangunan bendungan ini di lakukan oleh Jepang, yang saat itu merupakan investor pabrik alumunium PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum).
Baca Juga:Stasiun Subang Siap Layani Pemudik, Segera Pesan Tiketnya!Nokia 2; Smartphone Ekonomis dengan Baterai Gede Tahan Lama
Bendungan ini di bangun dengan bahan dari beton dan berbentuk busur (Concrete Arch).
Tampak atau terlihat dari bentuknya yang melengkung.
Bendungan Busur Pertama
Ini merupakan bendungan busur pertama di Indonesia serta memiliki dimensi cukup besar.
Tinggi bendungan nya ini mencapai 82 meter dari dasar sungai Asahan, dengan volume 4.880.000 m3.
Alasan bendungan ini berbentuk busur ialah bertujuan untuk menghasilkan tinggi energi yang diperlukan untuk membangkitkan tenaga di PLTA.
Bendungan yang sudah berusia 38 tahun itu, kondisi nya masih tampak baik dan terjaga dengan tetap lestarinya lingkungan sekitar.
Perlu di ketahui, industri peleburan alumunium membutuhkan energi listrik yang sangat besar ternyata.
Sehingga, karena itulah PT Inalum membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sendiri, dengan membendung Sungai Asahan.
Selain Bendungan Tangga, PT Inalum juga membangun Bendungan Siguragura.
Bendungan Tangga berjarak 4 kilo meter lebih ke hilir dari Bendungan Siguragura.
Dan terakhir, untuk dapat menjual harga uang kuno ini, di salah satu marketplace, harganya mulai dari Rp. 7.500, Rp. 10.580, bahkan ada yang mencapai harga jutaan rupiah untuk 100 lembar uang ini.