RADARCIREBON.TV – Pada akhir-akhir ini kasus Phishing semakin merajalela di kalangan masyarakat Indonesia.
Banyak sekali korban yang bermunculan dari hari ke hari yang kemudian membuat pengaduan ke BPKN RI.
Phishing di bidang perbankan merupakan ancaman yang berpotensi menyebabkan kerugian baik bagi pihak bank maupun nasabah.
Baca Juga:4 Makanan Khas Banjar Jawa Barat yang Enak Banget, Wajib Kamu Coba!Mau Jalan-jalan ke Owabong, Ini Dia 3 Hotel Purbalingga Murah dan Worth It Buat Kamu!
Pencurian data pribadi yang sering di lakukan adalah mengakses data perbankan korban lalu di gunakan untuk mencuri saldo nasabah.
Oleh karena itu Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia (BPKN RI) telah mengadakan seminar terkait phishing di Universitas Muhammadiyah Cirebon.
Tema dari seminar tersebut yaitu ‘Seminar Kajian Perlindungan Konsumen Terhadap Permasalahan Phishing Perbankan’.
Acara tersebut di laksanakan di Aula Universitas Muhammadiyah Cirebon, pada Selasa, (4/4/2023) pada pukul 15.00 WIB – 17.30 WIB.
Kemudian, kegiatan ini di hadiri oleh para pemateri dari BPKN RI, Perwakilan OJK Cirebon, serta Kepala Kepolisian Resor Kota Cirebon.
Dalam kesempatannya, Arief Safari, Ketua Komisi Penelitian dan pengembangan BPKN RI mengatakan fungsi utama BPKN sendiri adalah memberi saran dan rekomendasi kepada pemerintah terkait dengan terkait dengan transek perkembangan perlindungan konsumen di Indonesia.
“Sedangkan untuk tugasnya sendiri adalah memberi saran dan pertimbangan, melakukan kajian, menerima pengaduan, serta melakukan kerjasama kepada badan perlindungan konsumen swadaya yang ada di Indonesia,” jelas Arief Safari.
Baca Juga:Yuk Rasakan Sensasi Menginap 4 Hotel Sekitar Owabong Purbalingga yang Punya Lingkungan Asri dan MengesankanTampilan Tak Ketinggalan Zaman, Berikut Harga dan Spesifikasi Honda Amaze 2019
Pengaruh Phising
Lalu, Arief Safari menambahkan bila BPKN kerap kali menerima pengaduan masyarakat Indonesia yang menjadi korban phishing, sehingga mengalami kerugian besar.
“Ada 10 negara di Asia dengan keamanan cyber terburuk. dan urutan nomor 1 itu di tempati oleh Indonesia berdasarkan data dari Reboot Digital PR Service yang berbasis di Inggris,” jelasnya.
Lanjutnya, phishing ini menyerang social engineering yang paling berbahaya. Sering kali, bentuk penipuan ini hadir dalam kampanye email dan pesan teks yang bertujuan untuk menciptakan urgensi, keingintahuan, atau ketakutan pada korban.
“Biasanya phishing ini terkait dengan unduhan yang berisi malware, jadi hati-hati jika anda mengunduh sesuatu yang berasala dari nomor tak di kenal khususnya, karena bisa jadi itu virus yang bisa menyerap data diri pribadi anda, kemudian ada website phising atau website yang palsu.