RADARCIREBON.TV – Masyarakat Purwakarta pasti tahu dengan waduk ini. Waduk Jatiluhur merupakan tempat penampungan air yang sangat besar di Provinsi Jawa Barat. Namun, apakah kalian sudah mengetahui fakta menarik dari Waduk Jatiluhur Purwakarta?
Waduk Jatiluhur merupakan salah satu waduk yang paling berpengaruh di Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Barat dan sebagian besar DKI Jakarta. Menurut ketentuan Pu.go.id, waduk sendiri berfungsi sebagai bangunan penyimpanan yang siap mengatur sumber air dan dapat digunakan pada waktu tertentu.
Hal ini sejalan dengan misi awal membangun Waduk Jatiluhur sebagai inisiatif pemerintah Indonesia untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang terus meningkat. Hal ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan pangan, listrik, dan industri pasca Perang Dunia Kedua, seperti di lansir purwakartakab.go.id.
Baca Juga:Sewa Villa Magelang Ini Aja Guys! Di Jamin Gak Akan NyeselTinggal Jalan Kaki! Villa Magelang Ini Dekat Dengan Candi Borobudur
Berikut ini ada beberapa fakta menarik tentang Waduk Jati Luhur Purwakarta
Sejarah
Menurut sejarah, pembangunan Waduk Jatiluhur sebenarnya sudah di mulai sejak abad ke-19. Sekitar tahun 1888 pengukuran awal topografi, hidrologi dan sungai Citarum di lakukan oleh para ahli irigasi Hindia Belanda.
Selain itu, gagasan tersebut di galakkan pada tahun 1930-an oleh seorang ahli irigasi Belanda bernama Prof. Dr.Ir. W J. van Blommestein sampai di presentasikan pada tanggal 18 Desember 1948 pada pertemuan tahunan Royal Netherlands Society of Engineers (Koninklijk Instituut van Ingenieurs atau KIVI) di Jakarta dengan judul “Een Federal Welvaartsplan voor het Westelijk Gedelte van Java”.
Hadiah Kepada Perdana Menteri Terakhir Indonesia
Waduk Jatiluhur sendiri merupakan waduk universal pertama di Indonesia yang di bangun pada tahun 1957. Di bangun oleh perusahaan konstruksi Perancis bernama Compagnie française d’entreprise dengan potensi menyimpan 12,9 miliar meter kubik air per tahun.
Yang menarik dari proses pembangunan waduk ini adalah sebagai monumen pemerintah Indonesia atas jasa perdana menteri terakhir, Iri. H. R. Djoeanda Kartawidjaja, atau yang biasa kita kenal dengan Ir Djuanda. Saat itu, Ir Djuanda dan Ir Sedijatmo gigih berjuang di forum internasional untuk pembangunan bendungan terbesar di Indonesia itu. Dalam proses pembangunannya, kolam tersebut tidak di beri nama Jatiluhur tetapi menggunakan nama “Proyek Serba Guna Jatiluhur” yang di dalamnya di hasilkan berbagai fungsi.
Pada tahap akhir, proyek multiguna Jatiluhur berubah nama menjadi Bendungan dan Pembangkit Listrik Juanda.
Mengorbankan 14 Desa Berpenduduk 5.002 Orang
Selama proses konstruksi, perusahaan konstruksi Prancis Coyne et Bellier berusaha membendung sungai Citarum dengan luas daerah tangkapan hampir 4.500 kilometer persegi.
Sebanyak 14 desa yang tersebar di Kecamatan Jatiluhur dan sekitarnya menjadi korban banjir. Serta merelokasi masyarakat ke beberapa wilayah administrasi Karawang.
Baca Juga:Jangan Lewatkan Ini Dia Rekomendasi Villa Magelang Lengkap Dengan Private PoolWOW! Di Bawah 1 Juta Saja Sudah Bisa Staycation di Villa Magelang
Sumber Pengairan dan Energi di Jawa Barat dan Jakarta
Kapasitas Waduk Jatiluhur sendiri sebesar 3 miliar meter kubik (M3), hampir tiga kali lipat dari Waduk Jatigede yang beroperasi sejak 2015. Dengan kapasitas sebesar itu, Jatiluhur mampu mengairi sawah hingga 242.000 hektare dalam dua musim tanam per tahun.Jawa Barat dan sebagian Jakarta merupakan jalur irigasi utama Waduk Jatiluhur. Sasaran utamanya adalah air minum, budidaya perikanan dan pengendalian banjir di bawah pimpinan Perum Jasa Trita II.
Selain itu, waduk ini memiliki 6 unit turbin yang beroperasi sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas produksi 187 MW atau rata-rata 1.000 juta kWh per tahun.