Masyarakat Cirebon zaman dahulu menyebut Masjid Agung Cirebon dengan nama Masjid Pakungwati. Ya, hal itu berangkat dari sejarah pembangunan masjid ini yang di prakarsai oleh Nyi Ratu Pakungwati.
Terdapat dua versi mengenai tahun pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa.
Ada yang mengatakan di bangun pada tahun 1480 dan ada yang menyebut pada kurun waktu 1498-1500. Kala itu, pembangunan masjid melibatkan sejumlah anggota
Baca Juga:Keindahan Masjid Agung Cirebon5 Trik Usaha Bakso Bakar
Wali Songo dan beberapa tenaga ahli dari Kesultanan Demak yang dikirim oleh Raden Patah.
Salah satu anggota Wali Songo yang berperan dalam merintis pembangunan Masjid Agung Cirebon adalah Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah
sendiri menikahi Ratu Dewi Pakungwati, putri dari Pangeran Cakrabuana, sang pendiri Kasepuhan Cirebon.
Selain Sunan Gunung Jati, anggota Wali Songo lainnya yang berperan besar dalam pembangunan masjid ini adalah Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga menjadi pimpinan
proyek pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa dengan arsitek bernama Raden Sepat yang berasal dari Kerajaan Majapahit.
Masjid Agung Cirebon memiliki saka guru atau tiang utama yang mirip dengan Masjid Demak. Tiang utama buatan Sunan Kalijaga ini terbuat dari tatal,
yaitu pecahan-pecahan kayu berukuran kecil yang disatukan. Hal itu melambangkan kesatuan atau kegotongroyongan.
Baca Juga:3 Rental Mobil Di TasikmalayaWisata Parung Tasik Malaya
Nama Sang Cipta Rasa bermakna bangunan agung yang sengaja di bangun untuk beribadah kepada sang pencipta, yaitu Allah SWT. Ada juga yang mengatakan bahwa Sang Cipta Rasa merupakan pengejawantahan dari rasa dan kepercayaan.
Gerbang Masjid Agung Cirebon
Ruang utama atau bagian inti Masjid Agung Cirebon berukuran 17,8 x 13,3 meter dan terdiri dari enam ruangan yang dikelilingi tembok setinggi tiga meter.
Masih di bagian ruang utama masjid, terdapat
30 tiang berbentuk bulat dengan diameter 40 cm yang berdiri di atas umpak-umpak. Beberapa bagian dinding
Masjid Agung Sang Cipta Rasa di hias dengan lubang angin berbentuk belah ketupat bergigi
serta pilaster berhias motif teratai dan sulur-sulur pada bagian atas dan bawahnya.
Sumur Zam-Zam Di Masjid Agung Cirebon
terdapat sumur zam-zam yang oleh masyarakat setempat disebut Bayu Cis.
Air yang mengalir dari sumur ini di percaya dapat mengobati berbagai macam penyakit dan memudahkan.
rezeki bagi siapa saja yang memimum nya.
Masjid Agung Cirebon di bangun untuk memenuhi kebutuhan
syiar Islam. Di samping ibadah salat lima waktu, cukup banyak kegiatan yang di selenggarakan di masjid ini.
Wisata religi, seperti napak tilas sejarah masjid juga sangat menarik untuk dilakukan selama berada di sini.
Masjid Agung Sang Cipta Rasa memiliki keunikan pada pelaksanaan salat Jumat.
Jika masjid-masjid lain hanya menggunakan satu muazin untuk mengumandangkan azan,
namun tidak demikian di masjid yang satu ini.
Di Masjid Agung Cirebon ada tradisi azan pitu atau azan tujuh. Maksud nya,
tujuh orang muazin akan mengumandakan azan secara bersama-sama guna
memanggil para jamaah yang akan melaksanakan ibadah salat Jumat.
Tradisi ini sudah berlangsung sejak dulu kala dan masih dilestarikan hingga kini.