RADARCIREBON.TV – Sejarah Desa Trusmi di Kabupaten Cirebon sudah hampir sebagian orang mengetahuinya, terutama orang sekitar desa tersebut.
Hal ini karena selain karena sejarahnya, namun Desa Trusmi juga terkenal dengan produk-produk dan tempat toko-toko batiknya.
Hal ini membuat nama Desa Trusmi sendiri sudah tak asing terdengar di telinga orang, khususnya orang bertempat tinggal di Cirebon.
Baca Juga:AHAY, Ini Dia Harga Daihatsu Terios Terbaru, Cekidot!Libur Tlah Tiba! Ini Dia Harga Tiket Masuk Kebun Raya Bogor Terbaru Tahun 2023
Di balik nama nya yang sebesar sekarang ini, ternyata Desa ini memiliki sejara yang melekat dan turun temurun hingga saat ini.
Lalu sejarah apa yang sebenarnya ada di Desa ini? Jika kamu penasaran mari kita simak kisah nya di bawah ini.
Sejarah Desa Trusmi
Berawal ketika Mbah Kuwu Cirebon yang bernama Pangeran Cakrabuana hijrah dari Cirebon ke sebuah Daerah yang sekarang di sebut Trusmi.
Mbah Kuwu Cirebon berganti pakaian memakai baju kyai yang tugasnya menyebarkan ajaran agama Islam. Hingga sekarang ia di kenal dengan nama Mbah Buyut Trusmi.
Mbah Buyut Trusmi adalah putra dari Raja Pajajaran Prabu Siliwangi yang datang ke desa tersebut di samping menyebarkan agama Islam juga untuk memperbaiki lingkungan kehidupan masyarakat dengan mengajarkan caracara bercocok tanam.
Pangeran Manggarajati (bung cikal) putra pertama Pangeran Carbon Girang, yang di tinggal mati ayahnya ketika Bung Cikal kecil.
Kemudian Bung Cikal di angkat anak oleh Syekh Syarif Hidayatullah (SunanGunung Jati) dan di asuh oleh Mbah Buyut Trusmi.
Baca Juga:Mau Healing Tapi Low Budget? Ini Dia 4 Curug Daerah Bogor yang Recommended Buat Kamu GuysGuys Mau Jalan-jalan ke Kota Hujan? Nginep nya di Hotel Bogor Ini Yaks, Di Jamin Kamu Pasti Suka
Sejak masih kecil, kesaktian Bung Cikal sudah terlihat. Salah satu buktinya kesaktian nya adalah ketika kebiasaanya yang sering merusak tanaman yang di tanam oleh Mbah Buyut Trusmi, namun setiap tanaman yang di rusak Bung Cikal tumbuh dan bersemi kembali sehingga lama kelamaan pedukuhan itu di namakan TRUSMI yang berarti terus bersemi.
Pedukuhan desa tersebut berubah menjadi sebuah Desa di perkirakan tahun 1925,bersamaan dengan terjadinya perang Diponegoro.
Sementara itu, Bung Cikal meninggal dunia pada usia nya yang menginjak remaja. Beliau di makamkan di puncak Gunung Ciremai.