Menurut cerita seorang tokoh masyarakat desa Tegalgubug dikutip dari berbagai sumber, sejarah pasar Tegalgubug dimulai sekitar tahun 1914.
Ketika penduduk setempat saat itu mengandalkan pembuatan dan penjualan kemben.
Sementara pembeli datang dari luar desa Tegalgubug dan pengoperasian nya di mulai pada malam hari dengan gerobak.
Seiring berjalan nya waktu, bisnis di pasar Tegalgubug berjalan mulus.
Di mulai dari para wanita yang melakukannya. Sedangkan para pria pindah ke daerah lain.
Baca Juga:10 Makanan Khas Cirebon yang Lezat, Dari Mulai Empal Gentong Sampai Sate Kalong10 Oleh-Oleh Nikmat Makanan Khas Cirebon yang Wajib Anda Beli Ketika Berkunjung
Terutama daerah Bandung dan Jakarta pada tahun 1960-an – antara Bandung, industri tekstil mulai berupa Menanam jamur, seringkali Sebuah pabrik.
Tidak menggunakan barang bekas, perantau Tegalgubug melirik usaha kain gilingan.
Agar bisa dibawa ke desa dan disulap menjadi tekstil yang lebih bermanfaat seperti celana panjang dan sejenisnya.
Maka dari mulut ke mulut harga murah andalan pasar Tegalgubuk semakin terdengar hingga ke pelosok nusantara.
Oleh karena itu pada akhir nya di resmikan busana Tegalgubuk di Kecamatan Arjawinangun Cirebon Jawa Barat Indonesia sebagai pasar sandang terbesar.
Di Asia Tenggara dengan luas lebih dari 37 hektar, terbagi dalam beberapa blok a, b, c, d, e, f, g, h dan beroperasi dua kali dalam seminggu yaitu pada hari selasa dan sabtu.
Dengan total hampir 1.000 pedagang baik lokal maupun luar daerah dan omzet hampir 20 Milyar per putaran pasar.
Ini jelas pasar ini menjadi pasar Tegalgubug sebagai penyedia kontribusi keuangan dan fiskal bagi daerah dan perekonomian nasional.