Baturaden/ foto: Purwokerto/
RADARCIREBON.TV – Salah satu destinasi wisata paling populer di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah adalah Baturaden. Baturaden memiliki reputasi sebagai tujuan wisata dataran tinggi sejak tahun 1928.
Para tamu dapat menikmati alam sekitar yang menakjubkan dan udara pegunungan yang dingin dengan suhu berkisar antara 18°C ​​hingga 25°C.
Saat cuaca cerah dan indah, puncak Baturaden menawarkan pemandangan Kota Purwokerto, Nusakambangan, dan Pantai Cilacap yang jelas.
Baca Juga:Bandingkan! Pilih Mana AMD atau Intel Processor?Cobain Deh! Resep Telur Dadar Ala Gordon Ramsay
Nama Baturaden berasal dari dua kata (Jawa), yaitu Batur (bukit, tanah, sobat, pembantu) dan Raden (bangsawan). Kata-kata “Baturaden” bisa menandakan tanah yang indah atau tanah datar bila di gabungkan.
Sejarah Baturaden dibagi menjadi dua catatan berbeda: Syekh Maulana Maghribi dan Kadipaten Kutaliman.
Kisah pertama mengatakan bahwa Pangeran Rum, seorang Muslim dari Turki, pernah memiliki rasa ingin tahu tentang cahaya terang misterius yang naik ke langit dan bersinar di timur. Syekh Maulana Maghribi. Pangeran kemudian mulai mencari sumber cahaya itu.
Seorang pertapa Buddha sedang duduk di atas pohon jambu yang memancarkan cahaya ke atas saat Pangeran mencapai puncak gunung.
Lokasi ini kemudian dikenal dengan nama Batu Raden. Putri Adipati Kutaliman dan pembantunya yang merawat kuda itu, menurut versi kedua dari kisah Batu Raden, terlibat cinta segitiga.
Menurut legenda, seorang Adipati Kutaliman dulu tinggal bersama istrinya, seorang putri cantik, seorang abdi dalem, dan seorang “Batur Gamel” (pengurus rumah tangga yang menjaga kuda Adipati Kutaliman) di Kadipaten Kutaliman, yang terletak sekitar 10 kilometer sebelah barat kaki Gunung Slamet.
Pemuda menawan, bertanggung jawab, dan pekerja keras, Batur Gamel.
Suatu hari, Suta yang gagah mendengar seorang gadis berteriak minta tolong setelah melihat seekor ular besar. Suta membantu gadis itu dan menyerang ular itu tanpa henti untuk mempertimbangkan. Gadis itu rupanya putri Adipati Kutaliman.
Setelah kejadian itu, hubungan Suta dan putri Adipati Kutaliman semakin erat. Di antara keduanya, cinta perlahan tumbuh.
Sayangnya, sang adipati tidak menyetujui hubungan asmara mereka. Suta dipenjarakan oleh Adipati, yang juga melarang siapapun untuk memberinya makan.
Baca Juga:Sering Makan Telur Dadar? Ternyata Ini Manfaatnya!Coba Buat Sendiri Yuk! Resep Bolu Susu Lembang Anti Gagal!
Setelah itu, putri adipati yang sedih mencoba membebaskan Suta. Suta diperintahkan untuk melarikan diri oleh putri adipati ketika dia berhasil membebaskan kekasihnya.
Para pecinta kasta yang banyak itu memutuskan untuk mengungsi dan bermukim di lereng Gunung Slamet. Namun, sang duke akhirnya mengetahui lokasi pasangan itu. Apalagi, Adipati Kutaliman menemukan putrinya yang telah menikah dengan pembantunya.
Dia marah dan membunuh Suta. Putri Adipati itu berkomitmen setelah melihat kematian kekasihnya karena begitu tertekan. Kini, Baturraden adalah nama lokasi di mana mereka berdua tewas.***