RADARCIREBON. TV – Dari banyaknya tahu, tahu Sumedang merupakan tahu yang paling hitz daripada tahu-tahu lain. Tahu yang merupakan ciri khas oleh-oleh Kota Sumedang ini menjadi salah satu tahu favorit karena praktis di bawa kemana-mana juga mudah di temukan di pinggiran jalan saat wisatawan mengunjungi Kota Sumedang. Namun, tahukah kamu kenapa oleh-oleh khas Sumedang ini di sebut tahu Sumedang? Berikut fakta dan sejarah singkat tahu Sumedang.
Tahu merupakan makanan khas Tionghoa yang biasa di sebut oleh orang Tiongkok doufu atau dibaca toufu. Makanan ini biasa di sajikan saat kumpul bersama keluarga atupun teman. Tahu ini dahulu di bawa dan di produksi oleh orang Tionghoa, salah satunya di wilayah Sumedang Jawa Barat. Dahulu tahu di sajikan dengan cara di rebus, namun ternyata cara ini kurang diminati oleh orang-orang sekitar.
Usaha Ong Kino di teruskan oleh anaknya yang bernama Ong Boen Keng. Ong Boen Keng mempelajari proses pembuatan tahu ini mulai dari bahan baku sampai tahap penggorengan. Jelas tahu ini memiliki rasa yang berbeda di bandingkan tahu putih dan tahu kuning. Tahu buatan Ong Boen Keng ini punya cita rasa yang gurih dan lezat. Sampai pada suatu ketika, seorang Bupati Sumedang Pangeran Aria Soeriaatmadja (1883-1919) mencicipi tahu ini lalu berkata “Tahu ini enak dan pasti laku keras”. Terbukti hingga sekarang tahu Boen Keng yang sekarang di kenal sebagai tahu Sumedang menjadi makanan yang populer yang tidak hanya di Sumedang melainkan di seluruh Indonesia.
Baca Juga:Cara Anak Melakukan Antisipasi PenculikanBupati Ingin Kab. Cirebon Miliki Sekolah Unggulan
Dari dulu sampai saat ini tahu Sumedang di olah secara tradisional menggunakan tenaga manusia. Cita rasa dan kualitas dari tahu yang di produksi oleh Ong Boen Keng ini terus di jaga turun temurun dari generasi ke generasi. Mulai dari pemilihan kedelai khusus yaitu kedelai jenis lurik dan menggunakan air tanah yang bersih.Â
Dan itulah sejarah singkat kenapa oleh-oleh khas Sumedang ini bisa di sebut tahu Sumedang. Semoga informasi ini bermanfat. (Aulikha Fiony)